TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperlihatkan dokumen yang diklaim berasal dari panglima brigade Hamas di Kota Khan Younis.
Dokumen yang diduga ditulis Rada’a Salameh itu ditujukan kepada Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar dan saudaranya, Muhammad Sinwar.
Dalam dokumen itu disebutkan bahwa “situasi sedang pelik”.
Times of Israel melaporkan bahwa Salameh adalah dalang di balik serangan Hamas ke Israel tanggal 7 Oktober 2023. Dia tewas dalah serangan udara di Gaza bulan Juli lalu.
“Tolong mempertimbangkan hal ini: Kami menjaga senjata dan peralatan yang tersisa karena kami kehilangan 90–95 persen roket kita; dan kami sudah kehilangan sekitar 60 persen senjata pribadi; kami sudah kehilangan setidaknya 65–70 persen peluncur dan roket antitank,” demikian pernyataan dokumen itu setelah diterjemahkan oleh Kementerian Pertahanan Israel.
Penulis dokumen mengklaim bahwa kelompoknya kehilangan setidaknya kehilangan 50 persen pejuang karena tewas dan terluka.
Para pejuang yang tersisa juga disebut mengalami masalah mental dan fisik.
Gallant mengatakan dokumen itu memperlihatkan “kesulitan nyata yang berdampak pada Hamas dan para komandan senior”.
“(Salameh) menangis meminta bantuan Sinwar bersaudara, tetapi pastilah mereka tidak akan bisa menyelamatkannya,” kata Gallant.
Dokumen itu disampaikan pada hari ketika ada dua tentara Israel tewas dan beberapa lainnya terluka karena kecelakaan helikopter. Israel mengklaim kecelakaan itu tidak disebabkan oleh tembakan musuh.
Gallant turut mengunggah video di media sosial yang memperlihatkan foto anak-anak Muhammad Sinwar. Dia mengklaim foto itu baru saja ditemukan di terowongan di bawah Khan Younis.
Baca juga: Beredar Dokumen Bocor yang Diduga Berasal dari Komputer Bos Hamas Yahya Sinwar, Ternyata Palsu
Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti apakah dokumen yang diklaim ditemukan Israel itu adalah dokumen asli. Hamas juga belum buka suara untuk mengonfirmasi atau membantahnya.
Dokumen palsu beredar
Sementara itu, beberapa waktu lalu deredar dokumen yang diduga bocor dan berasal dari komputer milik Sinwar.
Menurut Jewish Chronicle, dokumen itu ditemukan oleh militer Israel tanggal 29 Agustus lalu.
Media asal Inggris itu mengatakan dokumen tersebut berisi rencana menyelundupkan sandera dari Mesir ke Gaza lewat terowongan di bawah Koridor Philadelphi. Setelah itu, sandera akan dikirim ke Iran.
Muncul pula klaim bahwa Sinwar berada di balik rencana itu. Dia juga diduga punya rencana untuk kabur.
Akan tetapi, apakah dokumen itu asli atau benar-benar berasal dari Hamas?
Dikutip dari Al Mayadeen, media terkenal Israel bernama Yedioth Ahronoth melakukan penyelidikan dan pada akhirnya menyimpulkan bahwa dokumen itu palsu.
Menurut media itu, Direktorat Intelijen Milter Israel tidak mengetahui dokumen yang disebut oleh Jewish Chronicle.
“Dokumen itu maupun narasi yang dikaitkan oleh Sinwar, yang memutuskan untuk kabur, tidak diketahui oleh siapa pun di Israel,” kata Yedioth Ahronoth yang mengutip sumber militer.
Dokumen tersebut digunakan sebagai kampanye untuk memanipulasi opini publik untuk memunculkan dugaan bahwa Hamas dan Sinwar tidak tertarik dengan gencatan senjata.
Baca juga: Israel Tawari Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Keluar dengan Aman dari Gaza Tanpa Ditangkap
Media itu juga membantah pernyataan media Jerman bernama Bild mengenai dokumen itu.
Menurut Yedioth Ahronoth, kutipan yang ditulis oleh Bild dan mengindikasikan bahwa Hamas tak tertarik berunding dengan Israel adalah tidak benar atau dibuat-buat.
Laporan Jewish Chronicle dan Bild turut menyingung pernyataan yang dibuat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu minggu lalu.
Netanyahu menyatakan pasukan Israel tidak akan menarik diri dari Koridor Philadelphi karena penarikan itu akan membuat Hamas bisa menyelundupkan sandera ke luar Gaza.
Yedioth Ahronoth menyebut dokumen palsu itu menimbulkan kemarahan besar di dalam lembaga keamanan Israel.
“Diasumsikan bahwa dokumen itu akan memperbesar ketegangan antara mereka dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan bawahannya.”
(Tribunnews/Febri)