Pria itu kemudian dihentikan dan ditangkap di jalan raya I-95.
"Kami menghubungi kantor Sheriff Martin County, memberi tahu mereka. Kemudian mereka melihat kendaraan itu, menghentikannya, serta menahan orang itu," kata Sheriff Ric Bradshaw dari Palm Beach County.
"Setelah itu, kami membawa saksi yang menyaksikan kejadian tersebut, membawanya ke sana, dan dia mengidentifikasi orang tersebut sebagai sosok yang dia lihat berlari keluar dari semak-semak, yang melompat ke dalam mobil," kata sheriff dalam jumpa pers.
Sebuah senapan jenis AK-47, kamera GoPro, dan dua ransel kemudian ditemukan di dekat tempat pria bersenjata itu bersembunyi, kata para pejabat.
Seorang individu yang disebut “berpotensi sebagai tersangka" saat ini ditahan.
Beberapa pejabat telah memberi tahu mitra BBC di AS, CBS News, bahwa nama tersangka adalah Ryan Wesley Routh.
Siapa Ryan Wesley Routh?
Rincian tentang riwayat tersangka perlahan-lahan mulai terungkap.
Berbicara kepada media AS, putra Ryan Wesley Routh, Oran, menyebutnya sebagai "ayah yang penyayang dan peduli".
"Saya tidak tahu apa yang terjadi di Florida, dan saya harap semuanya telah dibesar-besarkan. Karena dari sedikit yang saya dengar, sepertinya orang yang saya kenal tidak akan melakukan hal-hal gila, apalagi kekerasan," kata Oran dalam sebuah pernyataan kepada CNN.
BBC Verify telah menemukan profil media sosial yang cocok dengan nama tersebut. Profil tersebut mengindikasikan bahwa Routh menyerukan agar para petempur asing pergi ke Ukraina untuk berperang melawan pasukan Rusia.
Ada juga pesan-pesan pro-Palestina, pro-Taiwan, dan anti-Tiongkok di profilnya, termasuk tuduhan tentang "perang biologis" Tiongkok serta tuduhan bahwa virus Covid-19 sebagai "serangan".
Routh, yang tidak memiliki pengalaman militer, mengatakan kepada New York Times pada 2023 bahwa ia telah pergi ke Ukraina sesaat setelah invasi Rusia pada 2022 untuk mencari anggota militer di antara tentara Afghanistan yang telah melarikan diri dari Taliban.
Dia tampaknya terlibat dalam upaya perekrutan pada musim panas ini. Dia menulis di Facebook pada bulan Juli: "Para prajurit, mohon jangan hubungi saya. Kami masih berusaha agar Ukraina menerima tentara Afghanistan dan berharap mendapat jawaban dalam beberapa bulan mendatang... mohon bersabar."