TRIBUNNEWS.COM - Badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, mengatakan mereka telah menggagalkan rencana kelompok militan Lebanon, Hizbullah, Selasa (17/9/2024).
Shin Bet menyebut Hizbullah berencana membunuh seorang mantan pejabat senior pertahanan Israel dalam beberapa hari mendatang.
Namun, Shin Bet tidak menyebutkan nama pejabat tersebut.
Shin Bet mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah menyita sebuah alat peledak yang dipasang pada sistem peledakan jarak jauh, menggunakan telepon seluler dan kamera, yang direncanakan akan dioperasikan oleh Hizbullah dari Lebanon.
Diberitakan Arab News, Shin Bet mengatakan, upaya serangan itu mirip dengan rencana Hizbullah yang digagalkan di Tel Aviv setahun yang lalu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Adapun Israel dan Hizbullah yang didukung Iran telah saling tembak di perbatasan Lebanon sejak Oktober 2023, dalam eskalasi kekerasan terburuk di sana dalam dua dekade.
Menghentikan Serangan Hizbullah Jadi Tujuan Perang
Pada Selasa, Israel mengatakan, penghentian serangan Hizbullah di wilayah utara negara itu untuk memungkinkan penduduk kembali ke rumah mereka sekarang menjadi tujuan perang resmi.
Sebab, Israel mempertimbangkan operasi militer yang lebih luas di Lebanon yang dapat memicu konflik habis-habisan.
Dilansir AP News, pejabat Israel telah berulang kali mengancam akan mengambil tindakan militer yang lebih berat untuk menghentikan serangan yang terjadi hampir setiap hari, yang dimulai tak lama setelah pecahnya perang Israel-Hamas yang berlangsung hampir setahun di Gaza.
Pernyataan hari Selasa oleh Kabinet Keamanan Israel mengisyaratkan sikap yang lebih keras di saat para pemimpin Israel telah meningkatkan peringatan mereka.
Baca juga: Surat Kabar Israel: Ben-Gvir Minta Agar Orang Yahudi Diizinkan Beribadah di Masjid Al-Aqsa
Namun, pernyataan itu juga tampaknya lebih bersifat simbolis dan mungkin tidak menandakan perubahan kebijakan secara langsung.
Serangan balasan tersebut telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon.
Hizbullah telah mengatakan akan menghentikan serangan jika ada gencatan senjata di Gaza, tetapi pembicaraan tersebut berulang kali menemui jalan buntu.
Sementara, Amerika Serikat (AS) telah menekan Israel agar menahan diri bahkan ketika mereka telah mempercepat bantuan militer ke Israel.
AS memperingatkan sekutu dekatnya perang yang lebih luas tidak akan mencapai tujuannya.
Update Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, tiga warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Kota Gaza, menyusul pemboman sehari yang menewaskan sebanyak 35 orang di seluruh Gaza, kata Pertahanan Sipil Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengumumkan perluasan sasaran perang yang mencakup pemulangan penduduk ke perbatasan Lebanon.
Hal ini terjadi sehari setelah para pakar hak asasi manusia PBB memperingatkan Israel akan menjadi "paria" atas "genosida" yang dilakukannya di Gaza.
Baca juga: Israel Krisis Parah Prajurit, IDF Paksa Personel Angkatan Laut Jadi Pasukan Infanteri
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan “membahas upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata di Gaza” selama kunjungan tiga hari ke Mesir, karena kontrol Israel atas Koridor Philadelphia di perbatasan Mesir-Gaza tetap menjadi titik kritis dalam pembicaraan.
Serangan militer Israel terus berlanjut di Gaza, termasuk serangan di Kota Gaza dan Deir el-Balah yang telah menewaskan sedikitnya enam orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Warga Gaza hanya makan rata-rata satu kali sehari karena tentara Israel menghalangi 83 persen bantuan pangan yang dibutuhkan untuk mencapai wilayah kantong yang terkepung itu, kata 15 organisasi bantuan dalam pernyataan bersama.
Kabinet perang Israel telah bertemu di tengah laporan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mempertimbangkan untuk mengganti Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pembicaraan gencatan senjata yang dimediasi untuk mengakhiri perang di Gaza "tidak ada habisnya" dan "sangat sulit", tetapi ia tetap berharap kesepakatan dapat dicapai.
Setidaknya 41.226 orang tewas dan 95.413 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang, sementara lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)