Ledakan itu terjadi di tengah meningkatnya eskalasi perbatasan antara Israel dan Hizbullah.
Kedua negara telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan mematikan Tel Aviv terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.000 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Israel Siaga Tinggi
Pasca-ledakan massal pager di Lebanon, militer Israel pada Selasa, memperingatkan warganya untuk berhati-hati.
"Kepala Staf Umum, Herzi Halevi, mengadakan penilaian situasi malam ini (Selasa), dengan partisipasi Forum Staf Umum, dengan fokus pada kesiapan dalam penyerangan dan pertahanan di semua arena," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
"Saat ini tidak ada perubahan pada pedoman pertahanan Komando Front Dalam Negeri."
"Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan siaga, dan setiap perubahan kebijakan akan segera diperbarui," lanjut pernyataan itu.
Baca juga: 5 Bulan Sebelum Ledakan Massal di Lebanon, Israel Dilaporkan Tanam Peledak di 5.000 Pager Hizbullah
Menurut situs berita Israel, Walla, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyetujui ledakan pager di Lebanon selama konsultasi keamanan dengan menteri senior dan kepala intelijen awal minggu ini.
Sementara, sumber eksklusif mengatakan kepada Sky News Arabia, Badan Intelijen Israel, Mossad, adalah dalang di balik meledaknya ribuan pager milik Hizbullah di Lebanon, Selasa.
Menurut sumber itu, pager yang digunakan Hizbullah telah lebih dulu jatuh ke tangan Israel, sebelum dikirim ke kelompok perlawanan Lebanon tersebut.
Ribuan pager itu lantas disadap dan ditanam bahan peledak oleh Mossad, baru kemudian dikirim ke Lebanon untuk digunakan pejuang Hizbullah.
Bahan peledak yang dimaksud adalah pentaerythritol tetranitrate (PETN).
"Mossad berhasil menyadap perangkat komunikasi Hizbullah sebelum dikirimkan ke kelompok tersebut," kata sumber itu.
"Mossad memasang sejumlah bahan peledak PETN dalam baterai pager, yang diledakkan dengan cara meningkatkan suhu baterai," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)