Drone Rusia Hancurkan Tank Jerman
Di kesempatan lain, drone yang dikerahkan militer Rusia telah menghancurkan tank Leopard 2 buatan Jerman di Wilayah Kursk Rusia, seiring dengan berlarut-larutnya upaya Ukraina untuk mempertahankan wilayah Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia hari Rabu lalu merilis rekaman video yang menunjukkan drone militer Rusia saat menghajar tank tersebut lewat beberapa kali serangan drone kamikaze.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan drone Rusia menewaskan 500 pasukan Ukraina di seluruh Wilayah Kursk dalam 24 jam.
Dua tank Leopard, empat kendaraan tempur infanteri CV-90 buatan Swedia, dan puluhan kendaraan lapis baja lainnya serta peralatan militer dihancurkan pada periode yang sama, kata kementerian tersebut.
Dalam sebuah video yang diposting ke saluran Telegram Northern Wind pada hari Kamis, anggota kelompok pasukan Utara Rusia terlihat menggunakan beberapa UAV untuk menyerang tank Leopard 2.
Northern Wind, yang terus-menerus mengunggah rekaman dan pembaruan dari depan, menggambarkan tank tersebut sebagai Leopard 2A5, yang menjadikannya salah satu tank paling modern di gudang senjata Ukraina.
Serangan pertama menyebabkan kebakaran besar di menara tank, sementara drone kedua tampaknya mendaratkan serangan sekilas ke lambung Leopard.
Rekaman yang diambil oleh drone yang melayang di kejauhan menunjukkan tank tersebut terbakar tak terkendali setelah benturan.
Tidak disebutkan kapan rekaman itu diambil. Namun, kabar terkini dari Kementerian Pertahanan pada hari Kamis tidak menyebutkan adanya tank Leopard yang dihancurkan, berarti video tersebut kemungkinan besar direkam sebelum pernyataan hari Rabu dirilis.
Pasukan Ukraina melancarkan operasi lintas batas besar-besaran di Wilayah Kursk awal bulan lalu, dan Vladimir Zelensky menyatakan pihaknya berupaya mempertahankan sebanyak mungkin wilayah Rusia untuk memperkuat potensi perundingan damai dengan Moskow.
Operasi tersebut telah menyebabkan hampir 15.000 korban jiwa di militer Ukraina, menurut angka terbaru dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Kolonel Jenderal Aleksandr Syrsky, telah mengakui bahwa operasi tersebut pada kenyataannya adalah sebuah langkah yang bertujuan untuk memaksa Rusia menarik pasukan dari garis depan Donbass, dan bahwa Rusia tidak mengambil umpan tersebut.
Sementara itu, pasukan Rusia terus bergerak maju di Donbass, sementara Moskow mengesampingkan keterlibatan apa pun dengan Kiev selama mereka memiliki pasukan di wilayah Rusia.
Sumber: Reuters/Russia Today