TRIBUNNEWS.COM -- Sebuah gedung berisi warga jompo di Sumy, perbatasan Ukraina dengan Rusia dihantam sebuah bom luncur berpemandu pasukan Moskow pada Kamis (19/9/2024).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kegeramannya atas penyerangan tersebut.
Dalam pidato malamnya Zelensky mengatakan, bom berkekuatan besar itu menghantam panti jompo yang dihuni oleh sebanyak 300 orang.
Baca juga: Terancam Perang, Berapa Perbandingan Jumlah Pasukan Rusia dengan NATO?
"Sebanyak satu orang dikabarkan meninggal. Evakuasi korban terus dilakukan, dan sedang diperiksa apakah ada yang masih terjebak di bawah reruntuhan," kata Zelensky dikutip dari Ukrinform.
Ia menambahkan sebanyak 13 orang mengalami luka-luka dalam peristiwa tersebut. Ia menyatakan kegeraman karena gedung itu bukan fasilitas militer.
Presiden Zelensky mengatakan bahwa serangan Rusia pada Kamis cukup dahsyat, setidaknya sebanyak 90 bom berpemandu diluncurkan ke berbagai wilayah di Ukraina.
Presiden pun berjanji akan membalas serangan tersebut dengan cara yang 'nyata'.
"Hanya dalam satu hari ini saja pasukan Rusia telah menggunakan hampir 90 bom udara berpemandu yang menargetkan kota-kota kami dan posisi Ukraina. Kami pasti akan menanggapi tentara Rusia atas teror ini," katanya.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa sepanjang Kamis kemarin telah melancarkan penghancuran fasilitas komunikasi militer utama Ukraina, serta sejumlah target berprioritas tinggi lain.
Kementerian itu mengatakan,selain bom berpemandu, pasukan Vladimir Putin mengerahkan pesawat tempur pesawat nirawak, rudal serta artileri darah untuk menyerang fasilitas militer Ukraina.
Baca juga: Putin Berambisi Jadikan Angkatan Darat Rusia Terbesar Kedua di Dunia
Namun militer Rusia merahasiakan lokasinya. Mereka juga tidak menanggapi omongan Zelensky bahwa yang diserang adalah panti jompo.
Media dan pejabat Ukraina melaporkan beberapa ledakan di Kharkov dan Wilayah Sumy, dengan beberapa ledakan juga terdengar di Kiev pada Rabu malam. Menurut pejabat setempat, serangan terhadap Kharkov menggunakan beberapa rudal balistik.
Peluru-peluru berpresisi tinggi terhadap instalasi militer Ukraina, termasuk pangkalan tentara bayaran, fasilitas pertahanan, industri, dan energi, sambil menegaskan bahwa serangan tersebut tidak pernah menargetkan warga sipil.
Pada bulan Agustus, Kementerian Pertahanan mengklaim telah menghancurkan fasilitas komando dan kendali salah satu brigade mekanik Ukraina dengan rudal Iskander-M, yang menewaskan lebih dari selusin perwira.