News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hizbullah Masuki Fase Baru Lawan Israel, Deklarasikan Pertempuran Terbuka

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Hizbullah Lebanon berdiri di dekat beberapa peluncur roket di desa Aaramta, Lebanon Selatan. --- Hizbullah memasuki fase baru melawan Israel dan menyatakan pertempuran terbuka.

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan Hizbullah sekarang memasuki fase baru, yaitu pertempuran terbuka melawan Israel.

Ia bersumpah untuk memperpanjang penderitaan pemukim Israel yang mengungsi dari Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Naim Qassem mengatakan Hizbullah menderita karena pengungsian warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza dan warga Lebanon di perbatasan.

"Kami mengakui bahwa kami menderita. Kami manusia. Namun, sebagaimana kami menderita, Anda (Israel) juga akan menderita,” kata Naim Qassem dalam pidatonya pada Minggu (22/9/2024).

Ia kembali menegaskan komitmen Hizbullah untuk mendukung perlawanan Palestina di Jalur Gaza.

“Front dukungan Lebanon akan terus berlanjut, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, sampai perang di Jalur Gaza berhenti," katanya.

“Kami telah memasuki fase baru yang disebut fase pertempuran terbuka,” tambahnya, dikutip dari Aawsat.

Israel Lakukan Kejahatan Perang

Menurut Naim Qassem, Israel melakukan tiga kejahatan perang.

“Israel melakukan 3 kejahatan perang yang menyakitkan bagi kami, dan itu mewakili tingkat kebrutalan tertinggi,” kata Naim Qassem.

“Israel menargetkan anak-anak, paramedis, apotek, rumah, dan setiap kehidupan yang terhormat dan aman, dan tidak hanya menargetkan pejuang, dan bahkan hal ini tidak membenarkan menargetkan warga sipil,” katanya, saat berbicara tentang serangan Israel baru-baru ini di Lebanon selatan.

Baca juga: Perlawanan Irak Ikut Hajar Israel, Luncurkan Pawai Drone ke Pangkalan Militer di Lembah Jordan

Pidato tersebut ia sampaikan saat menghadiri pemakaman Ibrahim Aqeel, komandan senior unit elit Radwan Hizbullah dan 15 anggotanya yang dibunuh Israel dalam serangan udara di distrik Dahiya, pinggiran kota Beirut, Lebanon pada Jumat (20/9/2024).

"Ibrahim Aqeel adalah komandan operasi dan pendiri Pasukan Al-Radwan. Dia adalah syahid di Yerusalem dan Palestina, medan jihad paling bergengsi," katanya.

"Israel menginginkan serangan terhadap para pemimpin Al-Radwan untuk melumpuhkan perlawanan, menghasut lingkungannya untuk menentangnya, dan menghentikan front dukungan Gaza untuk memulangkan penduduk di utara, namun kekuatan perlawanan menggagalkan tujuan ini,” katanya. 

"Kami dengan cepat mengatasi guncangan dan kembali ke posisi kami dengan lebih kuat dan solid, dan masyarakat mendukung kami," lanjutnya.

"Kami kembali dengan lebih kuat, dan lapangan akan menjadi saksinya," tambahnya.

Naim Qassem juga mengancam sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), dengan kehancuran.

"Kalian orang Amerika berada di posisi terbawah, dan tidak ada yang akan mempercayai Anda, dan Anda akan bergabung dengan Israel, yang pasti akan runtuh," kata Naim Qassem, seperti diberitakan Al-Arabiya.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.431 jiwa dan 95.818 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (22/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini