Jumlah itu termasuk wanita dan anak-anak, lapor Anadolu Ajansi.
Sementara, 1.246 lainnya mengalami luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abaid, sebelumnya mengatakan, serangan udara Israel memaksa ribuan orang meninggalkan Lebanon selatan, khususnya yang dekat dengan perbatasan Israel.
Pihak berwenang Lebanon mengungkapkan sekolah-sekolah dan lembaga lainnya dibuka untuk menampung warga sipil yang mengungsi.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Dalam Negeri Lebanon, Bassam Mawlawi, menurutkan ia telah memerintahkan para gubernur untuk bekerja sama sepenuhnya terkait evakuasi massal dari wilayah selatan.
Di sisi lain, tentara Israel pada Senin malam, mengklaim telah menyerang lebih dari 1.100 target Hizbullah dalam 24 jam terakhir di Lebanon selatan dan timur.
Baca juga: Hizbullah Berduka, Komandan Militer Tertingginya, Ibrahim Aqil, Mati Syahid Diserang Israel
Mereka mengatakan menggunakan lebih dari 1.400 amunisi berbeda dalam sekitar 650 serangan jet tempurnya di atas Lebanon.
Serangan Perlawanan Irak
Selain dari Hizbullah, Israel juga menghadapi serangan Perlawanan Irak yang mendukung Hizbullah.
Dalam kurun waktu 24 jam, Minggu (22/9/2024), Perlawanan Irak melancarkan lima operasi terhadap Israel sebagai balasannya atas serangan terhadap Lebanon.
Operasi kelima mereka, yang terakhir di hari Minggu, menargetkan Lembah Yordan menggunakan drone al-Arfad.
Dalam sebuah pernyataan, Perlawanan Irak menegaskan operasi itu dilakukan "sebagai kelanjutan perlawanan kamit erhadap pendudukan (Israel), untuk mendukung Palestina dan sebagai respons terhadap pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua."
Kelompok itu juga menggarisbawahi mereka akan terus "menyerang benteng musuh dengan intensitas yang semakin meningkat."
Sumber Al Mayadeen mengonfirmasi, Perlawanan Irak telah meluncurkan serangkaian drone yang menargetkan lokasi-lokasi di Lembah Yordan.
Terkait operasi itu, media Israel menggambarkan serangan Perlawanan Irak sebagai serangan terbesar terhadap Israel sejak 1991.