News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

6 Fakta Penting Operasi Militer 'Anak Panah Utara' Israel di Lebanon, Target hingga Aksi Balasan

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul dari lokasi serangan Israel yang menargetkan Desa Khiam di Lebanon selatan pada 22 September 2024

TRIBUNNEWS.COM – Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Lebanon dan dilaporkan menewaskan ratusan orang.

Serangan atau operasi militer yang dijalankan pada Senin (23/9/2024) itu, merupakan serangan terbesar Israel ke Lebanon sejak Perang Israel-Lebanon tahun 2006.

Serangan tersebut terjadi beberapa hari setelah gelombang teror ledakan alat komunikasi pager di Lebanon.

Berikut fakta-fakta serangan itu.

1. Diberi nama "Anak Panah Utara"

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, mengatakan operasi itu diberi nama "Anak Panah Utara".

Operasi itu dilakukan hampir setahun setelah Israel memulai Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza.

Asap mengepul dari sebuah kota di Lebanon selatan setelah beberapa serangan udara Israel pada hari Senin, 23 September 2024. (Al Mayadeen)

IDF mengklaim telah menyerang lebih dari 1.300 target di Lebanon. Beberapa di antaranya adalah rudal penjelajah dan amunisi strategis.

Media Lebanon mengatakan gelombang serangan udara Israel dimulai pukul 06.30 waktu setempat.

Kantor Berita Nasional Lebanon menyebut ada puluhan kota, desa, dan area terbuka yang ditargetkan Israel.

Tempat-tempat yang ditargetkan antara lain Distrik Sidon, Marjayoun, Nabatieh, Bint Jbeil, Tyre, Jezzine, dan Zahrani di Lebanon selatan. Kemudian, ada Distrik Zahle, Baalbek, dan Hermel di Lembah Bekaa.

2. Ratusan orang dilaporkan tewas

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel menewaskan setidaknya 492 orang.

Baca juga: Pakar Ungkap Tujuan Serangan Besar Israel ke Lebanon: Kuasai Sumber Air dan Lahan Pertanian Subur

Sebanyak 35 di antaranya adalah anak-anak dan 58 di antarany adalah wanita.

Di samping itu, ada lebih dari 1.600 orang terluka akibat serangan Israel.

3. Israel dikecam

Serangan Israel ke Lebanon mendapat kecaman dari banyak pihak.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengkritik pedas aksi milter Israel.

"Saya sudah lama berkata bahwa Israel tak hanya menargetkan Jalur Gaza," kata Erdogan menjelang sidang Majelis Umum PBB hari Senin, dikutip dari Newsweek.

"Serangan baru-baru ini di Lebanon telah mengonfirmasi kecurigaan kami bahwa Israel berencana memperluas perang hingga ke seluruh Timur Tengah."

Kecaman turut datang dari Mesir, Iran, Suriah, dan Spanyol.

Mesir menganggap serangan Israel itu hanya akan memperburuk kiris saat ini. Mesir meminta Dewan Keamanan PBB untuk ikut campur guna menghentikan eskalasi di Timur Tengah.

Kementerian Luar Negeri Iran memperingatkan adanya dampak serius yang ditimbulkan keinginan Israel memperluas perang hingga ke seluruh Asia Barat.

Baca juga: AS Kirim Pasukan demi Bekingi Israel dari Hizbullah, Buntut Serangan Besar-besaran IDF di Lebanon

Asap besar terlihat setelah Israel menyerang Kota Baalbek, Lebanon, pada hari Senin, (23/9/2024). (Nidal SOLH / AFP)

Suriah turut mengecam keras serangan udara Israel. Menurut Suriah, serangan Israel tak akan mungkin bisa dilakukan tanpa perlindungan dari Amerika Serikat.

Sementara itu, Spanyol menegaskan, gencatan senjata di Gaza diperlukan demi mengurangi ketegangan regional. Spanyol meminta kekerasan segera dihentikan.

"Perang harus dihindari dengan cara apa pun. Semua pihak harus menghormati hidup warga sipil dan prinsip dasar hukum kemanusiaan internasional," demikian pernyataan Spanyol.

4. Israel gagal bunuh Ali Karaki

Israel mencoba membunuh panglima senior Hizbullah bernama Ali Karaki dalam serangannya ke Lebanon.

Karaki dikenal sebagai pemimpin Front Selatan dan anggota Dewan Jihad Hizbullah.

Di samping itu, dia disebut sebagai "orang nomor tiga" dalam organisasi Hizbullah.

Al Mayadeen melaporkan setidaknya ada tiga rudal ke tempat Karaki. Beberapa orang terluka dalam upaya pembunuhan itu.

Akan tetapi, Hizbullah mengklaim Karaki masih hidup.

"Sebagai respons atas klaim Zionis tentang pembunuhan terhadap saudara kami, pejuang Ali Karaki, kami mengonfirmasi bahwa saudara terkasih kami, pemimpin pejuang, Haji Ali Karaki, baik-baik saja," kata Hizbullah.

Baca juga: Hari Terkelam Lebanon sejak 2006: Hampir 500 Warganya Tewas Dibunuh Israel, 35 di Antaranya Bocah

Sebelumnya, salah satu media Israel melaporkan nasib Karaki belum diketahui.

5.  Hizbullah melancarkan serangan balasan

Hizbullah tidak diam saja setelah Israel menyerang. Kelompok itu meluncurkan 180 roket ke Israel sebagai aksi balasan.

Militer Israel melaporkan sistem pertahanan udara berhasil menangkis beberapa roket. Adapun roket lainnya jatuh di wilayah Israel dan memicu kebakaran.

Dilaporkan ada lima orang yang terluka karena pecahan roket.

Adapun Hizbullah mengklaim telah mengebom beberapa target militer di Israel, termasuk markas cadangan korps tentara Israel dan kompleks industri militer Rafael di utara Kota Haifa.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, meminta warga Israel untuk tetap tenang dalam menghadapi kemungkinan serangan Hizbullah dalam beberapa hari ke depan.

6. Rakyat Lebanon mengungsi

Ribuan warga di Lebanon selatan mulai mengungsi ke daerah utara guna menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Mereka pergi menggunakan mobil dan minivan sambil membawa selimut, bantal, dan karpet. Dilaporkan ada kemacetan di jalan raya yang mengarah ke Kota Beirut.

Keluarga Suriah duduk dengan barang-barang mereka di belakang truk saat mereka menunggu di tengah kemacetan lalu lintas di Kota Sidon, Lebanon selatan, pada tanggal 23 September 2024. (AFP/MAHMOUD ZAYYAT)

Di Beirut dan sekitarnya, gedung-gedung sekolah digunakan untuk menampung para pengungsi.

Baca juga: Konflik Israel-Hizbullah Meningkat, Ribuan Orang Mengungsi dari Lebanon Selatan, Padati Jalan Raya

Militer Israel sudah meminta warga di Lebanon timur dan selatan untuk mengevakuasi diri menjelang serangan besar.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini