News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hassan Nasrallah Tewas, Apa yang Terjadi Selanjutnya pada Hizbullah, Israel, dan Iran?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada hari Jumat (27/9/2024) di Beirut.

Sistem rudal itu berpotensi menimbulkan kerusakan dan korban yang jauh lebih besar di Israel dibandingkan dengan roket lama tanpa pemandu yang selama ini digunakan kelompok tersebut.

Hari-hari ke depan akan membuktikannya.

Hizbullah mungkin sudah menyusut, terpenggal, dan berantakan, tapi masih menjadi ancaman bagi Israel

William F. Wechsler, direktur senior Program Timur Tengah Atlantic Council, mengatakan Hizbullah telah menyusut, terpenggal, dan berantakan, tetapi masih berbahaya.

Serangan yang menewaskan Nasrallah merupakan sasaran peluang yang baru bisa diperoleh Israel, menurut Wechsler.

Serangan itu kemungkinan terjadi karena protokol komunikasi Hizbullah kacau akibat teror ledakan pager dan walkie-talkie.

Dengan operasi itu, bersama dengan operasi di Suriah dan Iran, Pasukan Pertahanan Israel dan Mossad telah mendapatkan kembali sebagian besar kredibilitas yang hilang pada 7 Oktober.

Dilema Ayatollah Ali Khamenei

Sebuah gambar yang dipublikasikan di situs web resmi Ali Khamenei pada tanggal 25 September 2019 memperlihatkan Khamenei, pemimpin tertinggi Iran (kiri) bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah (Khamenei.ir)

Danny Citrinowicz, peneliti nonresiden di Program Timur Tengah Atlantic Council dan anggota kelompok kerja Proyek Strategi Iran Atlantic Council, berpendapat bahwa saat ini pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, berada dalam dilema besar.

Pembunuhan Nasrallah menempatkan Iran dalam pilihan yang sangat sulit antara pembalasan keras terhadap Israel, yang berisiko memicu perang regional, atau tidak ada pembalasan, yang akan sangat merugikan jaringan proksi bersenjata Poros Perlawanan.

Implikasi dari dilema tersebut bagi Iran dan Poros Perlawanan sangat signifikan.

Reaksi Iran akan membahayakannya dalam perang dan menciptakan konfrontasi yang sangat tidak diinginkan dengan Amerika Serikat.

Namun, pembalasan akan memberi sinyal kepada Poros Perlawanan tentang komitmen Iran dan menghalangi Israel untuk mengusik Iran.

Baca juga: Sepak Terjang Hassan Nasrallah Memimpin Hizbullah Lebih dari 32 Tahun, Perjalanannya Kini Terhenti

Jika Iran tidak menanggapi, maka Iran dapat dianggap sebagai aktor yang bertanggung jawab yang mengupayakan solusi diplomatik.

Pada hari Sabtu (29/9/2024), Ali Khamenei berjanji akan membalas kematian pejuang yang mati syahid, tanpa menjelaskan bagaimana bentuk pembalasannya.

Keputusan apa pun yang diambil oleh Khamenei akan berdampak besar pada kelanjutan perang.

Dalam skenario apa pun, Iran akan berusaha untuk menstabilkan kembali Hizbullah dan membangun kembali kekuatannya.

Namun, tanpa Nasrallah, hal itu akan menjadi sangat rumit.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini