Kelompok itu menggunakan sistem pertahanan 2K12 Kub Soviet yang telah dimodernisasi untuk menembak Reapers. Kub digunakan untuk meluncurkan rudal penangkis berjenis Fater-1 buatan Houthi.
- Pada tanggal 29 Mei, Houthi menghancurkan Reaper yang barangkali dimiliki CIA. Houthi mengunggah video rekaman para pejuangnya berada di atas drone yang dijatuhkan dari langit Marib.
- Pada tanggal 24 Mei, Houthi menembak jatuh Reaper di atas Sanaa, ibu kota Yaman.
- Pada tanggal 17 Mei, satu lagi Reaper dijatuhkan Joithi di Marib.
- Pada tanggal 27 Mei, Houthi menembak jatuh MQ-9 di Provinsi Sadaa di Yaman barat laut.
- Pada tanggal 19 Februari, satu Reaper dihancurkan di Kota Al-Hudaydah di Yaman barat.
- Pada tanggal 8 November 2023, Houthi menjatuhkan Reaper di atas Laut Merah.
- Houthi juga menjatuhkan tiga Reapers antara tahun 2017 dan 2019 saat AS berusaha membantu koalisi yang ingin menggulingkan Houthi.
Baca juga: Lagi, Drone MQ-9 Supermahal AS Seharga Setengah Triliun Rontok Kena Rudal Houthi
Reputasi AS bisa rusak
Pakar politik dari Universitas Mardin Artuklu, Dr. Mehmet Rakipoglu, mengatakan banyaknya drone AS yang dijatuhkan Houthi bisa memperburuk reputasi militer AS.
“Jatuhnya drone lain bisa berdampak negatif terhadap reputasi militer-industri AS di panggung internasional,” katanya kepada Sputnik.
“Kepercayaan terhadap efektivitas teknologi pertahanan dan kekuatan militer AS bisa berkurang. Ini bisa menyebabkan klien potensial dalam bidang militer dan ekspor teknologi AS menjadi khawatir akan kegagalan produk Amerika di lapangan.”
Di samping itu, keberhasilan serangan Houthi terhadap drone AS bisa mengancam keberlanjutan operasi AS di kawasan Timur Tengah.
“Berpotensi mengancam kepentingan regional dan global AS dalam jangka panjang,” katanya.
Rakipoglu menyebut AS kini menghadapi dilema dalam melawan Houthi.