Sumber tersebut mengklaim bahwa Israel telah memilih serangan "terbatas" di Lebanon atas permintaan AS, sebagai lawan dari serangan darat besar-besaran.
Serangan tersebut membuat Timur Tengah semakin membara. Kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah menyebabkan kemarahan di mana-mana.
Iran Minta AS Tanggung Jawab
Bahkan Iran mengutuk serangan tersebut dan menyatakan segera melakukan balas dendam terhadap Israel.
Iran juga menuntut tanggung jawab AS, yang dianggapnya memberikan dukungan terhadap kejahatan rezim Zionis Israel di Lebanon selatan serta pembunuhan sekretaris jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.
“Kami juga menegaskan tanggung jawab penuh dari pemerintah Amerika Serikat sebagai pendukung dan mitra dalam kejahatan internasional dan tindakan teroris rezim Zionis,” kata Kedubes Iran di Jakarta melalui pernyataan resmi, Selasa.
Kedubes Iran menyampaikan bahwa Israel kembali menunjukkan wajah jahatnya kepada dunia setelah menyerang Gaza selama sebelas bulan dengan terus-terusan melanggar hukum kemanusiaan internasional serta blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Israel, kata Kedubes, kali ini menunjukkan kejahatannya melalui serangan roket ke daerah pemukiman di Lebanon Selatan dan pembunuhan Nasrallah pada 28 September 2024 dengan menggunakan bom bunker-buster seberat 5.000 pon pemberian AS.