"Amerika Serikat harus menerima pesan di hadapan Israel yaitu pesan yang menyatakan: Jika entitas tersebut (Israel) melanjutkan kejahatannya, seluruh entitas akan dihancurkan," lanjutnya.
Mayor Jenderal itu menegaskan Iran menahan diri sementara waktu untuk merespon pembunuhan Ismail Haniyeh.
"Iran menahan diri untuk sementara waktu, namun kami melihat ini bukanlah pilihan yang tepat," tambahnya.
Iran meluncurkan serangan balasan kepada Israel pada Selasa (1/10/2024).
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Sementara itu, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.595 jiwa dan 96.251 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (1/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel