TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel pada akhir 1 Oktober dalam serangan balasan besar-besaran.
Dalam video terlihat, rudal-rudal Iran bak air hujan yang jatuh dari langit.
Sangat cepat sehingga menyulitkan sistem pertahanan udara Israel, seperti Arrow hingga David Sling bereaksi.
Bahkan disebut, serangan itu hanya membutuhkan waktu 15-20 menit setelah dilepaskan dari Tabriz, Iran, ke Tel Aviv, Israel.
Berdasarkan pejabat di Teheran, serangan Selasa malam kemarin berhasil mengenai beberapa pangkalan militer di seluruh negeri.
“Kami menargetkan tiga pangkalan militer: Nevatim, yang menampung pesawat F-35, Netzarim, yang menampung jet F-15 yang digunakan dalam pembunuhan [pemimpin Hizbullah] Sayyed Hassan Nasrallah, dan pangkalan Tel Nof di dekat Tel Aviv dengan rudal balistik Fateh,” Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan setelah peluncuran sebanyak 200 rudal, termasuk penggunaan rudal balistik hipersonik Fateh yang pertama.
Serangan yang disebut dengan nama Operasi Janji Sejati-2 ini juga menargetkan beberapa pangkalan udara dan radar, serta pusat-pusat untuk merencanakan dan merencanakan pembunuhan terhadap para pemimpin perlawanan.
"Meskipun wilayah ini dilindungi oleh sistem pertahanan paling canggih dan terpadat, 90 persen serangan berhasil mengenai sasarannya, menyebabkan rezim Zionis takut akan dominasi intelijen dan operasional Republik Islam," tambah pernyataan itu.
Apa senjata yang digunakan Iran dalam menyerang Israel?
Serangan udara Selasa malam terlihat lebih masif dan serius dibanding apa yang mereka lakukan pada April silam.
Israel dan sekutu-sekutu mereka, termasuk Amerika Serikat dan Yordania bisa saja mengklaim sukses menembak jatuh rudal Teheran.
Namun apa yang terlihat dalam video-video di media sosial, menunjukkan sebaliknya.
Nyaris tidak terlihat ada rudal Israel yang berhasil menjatuhkan serangan Iran.
Justru hampir setiap rudal Iran berhasil menghantam targetnya di darat.
Serangan udara tersebut, yang jauh lebih serius daripada serangan serupa pada bulan April, telah meningkatkan taruhan dalam apa yang sudah menjadi momen yang sangat menegangkan di Timur Tengah saat konflik regional yang berbahaya meningkat.