Mereka tak percaya negara yang diembargo puluhan tahun mampu menguasai teknologi persenjataan modern.
Persis ketika Iran meluncurkan drone kamikaze. Semua meledek dan mengatakan senjata itu mirip dengan suara motor butut yang berisik.
Namun, fakta di lapangan, baik soal rudal maupun drone buatan Iran membuat para "haters" mereka bungkam.
Soal drone, pesanan Rusia hingga berjumlah ribuan untuk digunakan di Ukraina, sudah menjadi jawaban terkait kualitas mesin perang "murah" itu.
Di sisi lain, pakar Barat mencoba menolak kemampuan Iran menguasai teknologi rudal hipersonik.
Fabian Hinz, seorang peneliti di Institut Internasional untuk Studi Strategis, mengatakan, Fattah-1 tampaknya memiliki hulu ledak pada "kendaraan masuk kembali yang dapat bermanuver," yang memungkinkannya melakukan penyesuaian untuk menghindari pertahanan rudal selama sebagian kecil menukik ke targetnya.
Namun, Hinz tak dapat mengaburkan fakta kemampuan Iran dalam hal rudal mengalami peningkatan signifikan.
ini akan menjadi peningkatan dari rudal Iran sebelumnya, kata Hinz.
Hinz skeptis bahwa Iran telah menggunakan rudal Fattah untuk pertama kalinya pada Selasa malam.
"Itu adalah salah satu rudal balistik terbaru mereka, dan mereka akan kehilangan banyak hal jika menggunakannya."
"Israel akan mendapatkan gambaran tentang kemampuannya hanya dengan menggunakannya. Ada juga kemungkinan rudal itu bisa gagal berfungsi, sehingga Israel mendapatkan gambaran yang lebih besar tentang kemampuannya. Mereka mendapatkan propaganda gratis dan tidak mengambil risiko apa pun dengan mengatakan rudal itu digunakan."
Pertahanan rudal Israel
Israel mengoperasikan berbagai sistem untuk memblokir serangan dari segala hal, mulai dari rudal balistik dengan lintasan yang membawanya keluar dari atmosfer hingga rudal jelajah dan roket yang terbang rendah.
Banyak perhatian telah diberikan pada sistem Iron Dome yang sangat efektif, yang digunakan untuk melawan roket dan senjata artileri yang masuk.
Namun, Iron Dome adalah lapisan terbawah pertahanan rudal Israel dan bukan sistem yang akan digunakan untuk melawan rudal balistik yang diluncurkan pada Selasa malam, menurut Organisasi Pertahanan Rudal (IMDO) negara itu.