TRIBUNNEWS.COM – Israel memperingatkan Iran untuk bersiap menghadapi pembalasan langsung yang menargetkan fasilitas nuklir atau minyaknya menyusul serangan rudal skala besar Teheran.
Ancaman ini dilontarkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu setelah ratusan rudal balistik Iran menghujani wilayah Israel, hingga sirine di penjuru wilayah meraung keras, Rabu (2/10/2024).
“Iran telah membuat kesalahan besar malam ini, dan akan membayarnya," ungkap Netanyahu, mengutip Wall Street Journal.
"Siapa pun yang menyerang kami, kami akan menyerangnya," tegasnya memperingatkan.
Sebelumnya, Iran dilaporkan meluncurkan serangan roket jenis balistik ke Tel Aviv, Israel.
Dalam serangan tersebut setidaknya Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke Israel secara bertubi-tubi. Tembakan rudal ini jadi serangan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel sejak bulan April,
Meski sebagian serangan Iran berhasil dihalau iron dome, sistem keamanan udara Israel. Namun, banyaknya serangan yang diluncurkan membuat sistem iron dome kewalahan sehingga beberapa roket berhasil mencapai jalanan.
Memicu kepanikan hingga militer setempat mendesak penduduk Israel wilayah selatan dan tengah untuk segera memasuki ruang perlindungan sampai instruksi lebih lanjut diberikan.
Sejauh ini pemerintah Israel tak mengungkap apakah ada korban jiwa akibat serangan roket Iran.
Namun media lokal Yedioth Ahronoth melaporkan kerusakan parah terlihat di wilayah Tel Aviv utara akibat serangan rudal menghantam wilayah gedung-gedung.
Baca juga: 240.000 Warga Lebanon Kabur ke Suriah, Terpaksa Tidur di Trotoar Demi Hindari Bom Israel
Sementara Otoritas bandara Israel mengatakan, wilayah udara negara itu telah ditutup, dengan penerbangan masuk dialihkan ke bandara di luar negeri imbas serangan Iran ke Israel.
AS Turun Tangan Bela Israel
Mengantisipasi serangan lanjutan yang dilakukan militan sayap kanan Iran IRGC, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden perintahkan militernya untuk membantu menembak jatuh rudal Iran.
Tak tanggung-tanggung, dalam jumpa pers Pentagon, pejabat senior Gedung Putih, Mayor Jenderal Patrick Ryder mengatakan dua kapal perusak Angkatan Laut AS dikerahkan untuk menembakkan pencegat ke rudal-rudal Iran.
Tidak disebut lebih lanjut jumlah rudal yang berhasil ditembak jatuh. Namun Gedung Putih menyebut serangan rudal Iran itu telah "dikalahkan dan tidak efektif".
"Kapal penghancur Angkatan Laut AS bergabung dengan unit pertahanan udara Israel dalam menembakkan (rudal) pencegat untuk menembak jatuh rudal-rudal yang datang," ucap penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, mengutip BBC International.
"Serangan itu tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif. Dan ini merupakan bukti kemampuan militer Israel dan militer AS," imbuhnya.
Lebih lanjut Penasihat keamanan AS, Jake Sullivan, mengatakan Iran akan segera mendapat konsekuensi berat akibat serangan yang dilakukan ke Israel.
Sejauh ini Sullivan tidak merinci konsekuensi apa saja yang akan diterima Iran imbas serangan tersebut. Namun, ia berjanji akan membantu Israel melakukan serangan balasan kepada Iran.
“Akan ada konsekuensi berat bagi Iran setelah serangan rudalnya terhadap Israel. AS akan bekerja sama dengan Israel untuk membalas Iran,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, dikutip dari Times of Israel.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)