Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa sekitar 100 roket telah ditembakkan dari Lebanon sejak pagi, dengan 40 diluncurkan dalam satu jam terakhir saja, yang menargetkan daerah Misgav di Galilea Barat.
Sirene berbunyi di Caesarea, sebelah utara Tel Aviv, tempat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tinggal, memaksanya untuk berlindung, seperti yang dilaporkan oleh media Israel.
Kemudian pada hari itu, Hizbullah menyatakan telah menembakkan salvo roket ke kota Safed dan permukiman Karmiel.
Sebelumnya, kelompok itu mengatakan bahwa mereka menargetkan wilayah Krayot di utara Haifa dengan salvo roket tambahan.
Rekaman video menangkap rudal yang menghantam pinggiran Haifa setelah menembus pertahanan udara Israel, dengan laporan yang menunjukkan bahwa rudal mendarat di zona industri di utara kota, lebih dari 40 kilometer dari perbatasan Lebanon.
Sirene terdengar di seluruh Haifa, Nahariya, Caesarea, dan permukiman di seluruh Galilea, memperingatkan adanya tembakan roket.
Pada Kamis, Hizbullah meluncurkan sekitar 200 roket ke sasaran Israel, menurut media Israel.
Kelompok itu juga mengatakan telah menewaskan 17 perwira dan tentara Israel selama operasi tersebut.
Media Israel kemudian melaporkan "insiden keamanan serius" yang melibatkan evakuasi tentara yang tewas atau terluka dari perbatasan Lebanon.
Hizbullah Punya 150 Ribu Roket
Surat kabar Amerika Serikat (AS), The Washington Post pernah menerbitkan laporan yang menyoroti persenjataan Hizbullah pada Rabu (10/7/2024) silam.
Laporan tersebut disusun oleh Mohamad El Chamaa, peneliti dan reporter yang berbasis di Beirut untuk The Washington Post dan Samuel Granados, editor grafis di The Washington Post.
Persenjataan Hizbullah dalam laporan itu mencakup rudal berpemandu dan tidak terarah, artileri anti-tank, rudal balistik, rudal anti-kapal, dan drone yang memuat bahan peledak.
Laporan The Washington Post memperkirakan Hizbullah memiliki antara 130.000-150.000 roket, yang diperkirakan empat kali jumlah persenjataan Hamas.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah mengklaim pasukannya mencakup lebih dari 100.000 tentara, lebih dari dua kali lipat jumlah pasukan Hamas sebelum pecahnya perang.