Laporan tersebut memuat jenis-jenis senjata yang dimiliki Hizbullah, dengan daftar sebagai berikut:
- Flak 1 dan Flak 2: rudal terarah buatan Iran, dengan jangkauan 9-11 km, membawa 50 kg dan 120 kg bahan peledak.
- Almas: Rudal anti-tank yang dilengkapi kamera, dengan jangkauan 4-16 km.
- Katyusha: Rudal artileri dengan jangkauan 4-49 km, membawa 10-20 kg bahan peledak. Menurut ucapan Nasrallah pada November lalu, roket Katyusha yang digunakan Hizbullah merupakan salinan roket Iran yang diproduksi di Uni Soviet.
- Raad: Rudal artileri dengan jangkauan 50-79 km, membawa 50 kg bahan peledak. Laporan itu mengklaim rudal-rudal ini dibuat di Iran dan digunakan oleh Hizbullah dalam serangan di Haifa dalam Perang Lebanon Kedua.
- Burkan: Rudal berat dengan jangkauan hingga 9 km, membawa 300-500 kg bahan peledak. Pada bulan November 2023, terungkap bahwa Hizbullah memiliki rudal Burkan.
- Drone Ababil: jangkauan 120 km, kecepatan maksimum 305 km/jam, membawa 40 kg bahan peledak.
- Drone DJI Phantom 4 dan Mavik Pro 2: Drone yang dapat bertahan di udara selama sekitar 30 menit, dan memiliki ketinggian maksimum enam ribu meter.
- Drone pengintai Hudhud-1: Drone yang dapat bertahan di udara sekitar satu setengah jam.
- Rudal 2CL: Rudal permukaan-ke-udara, dengan jangkauan 65-100 km, membawa 200 kg bahan peledak.
- Rudal anti kapal C-802: jangkauan 120 km, dan membawa 165 kg bahan peledak.
- Rudal balistik jarak pendek: jangkauan 250-300 km dan membawa 450-500 kg bahan peledak.
Laporan tersebut dibuat setelah meningkatnya pertempuran Israel dan Hizbullah di perbatasan.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari basis militer Hizbullah yang berada di Lebanon selatan.
Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.