TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden (Capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump berkomentar terkait peringatan satu tahun perang di Gaza.
Mantan Presiden Amerika ke-45 itu menyebut perang Israel dengan kelompok militan Hamas di Gaza, tidak akan terjadi jika dia masih berada di Gedung Putih.
Pria berusia 78 tahun itu menyatakan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 sebagai "salah satu hari tergelap sepanjang sejarah".
"Serangan terhadap Israel tidak akan pernah terjadi jika saya masih di Gedung Putih," katanya di resor golf miliknya di Miami pada Senin (7/10/2024) malam.
Pidato Trump dimulai lebih dari dua jam lebih lambat dari yang dijadwalkan, CNN melaporkan.
Ia bercanda tentang penerbangan yang tidak mulus dari New York, dan kekhawatirannya terhadap Florida akibat Badai Milton, badai kategori 5 yang diprediksi akan menghantam negara bagian itu pada Rabu (9/10/2024).
Para pendukungnya yang hadir, beberapa mengenakan yarmulke atau kippah dengan nama mantan presiden yang disulam di atasnya, bersorak saat ia naik panggung di ruang dansa Trump National di Doral.
Ia berpidato dengan latar belakang enam bendera Amerika dan Israel, serta gambar hampir 1.200 korban, termasuk 46 warga Amerika, yang dibunuh oleh Hamas setahun lalu.
Serangkaian pembicara dan tamu, termasuk dua penyintas Holocaust, pemimpin agama Yahudi, dan politisi Republik, menyalakan lilin peringatan saat mereka naik ke panggung.
Setelah mengklaim serangan itu tidak akan terjadi seandainya dia terpilih untuk masa jabatan kedua, Trump mengatakan dia akan memulihkan kedekatan dengan Israel yang menurutnya telah hilang oleh AS, meskipun Biden dan Harris sama-sama menyatakan dukungannya terhadap hak negara itu untuk mempertahankan diri.
"Jika, dan ketika, mereka berkata, ketika saya menjadi presiden, AS akan sekali lagi menjadi lebih kuat dan lebih dekat [dengan Israel] daripada sebelumnya. Namun, kita harus memenangkan pemilu," katanya.
Baca juga: Bertemu Zelensky, Donald Trump Janjikan Selesaikan Perang Ukraina-Rusia dengan Cepat
Dikutip dari The Guardian, peringatan untuk para korban dan sandera perang Gaza yang diselenggarakannya malam itu, dengan cepat berubah menjadi 'serangan' terhadap rivalnya, Kamala Harris.
Dikesempatan itu, Trump menyalahkan Presiden Joe Biden dan Wakil Presidennya atas kelemahan mereka.
Mengatakan di hadapan 300 pendukungnya, yan sebagian besar dari komunitas Yahudi, gara-gara Biden dan Harris, Hamas jadi percaya diri untuk melancarkan serangan ke Tel Aviv.