Komandan Brigade Lapis Baja ke-401 Israel Tewas di Jabalia, Hamas Solid Sepeninggal Yahya Sinwar
TRIBUNNEWS.COM - Komandan Brigade Lapis Baja ke-401 Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dilaporkan tewas akibat alat peledak rakitan (IED) di Jabalia, Gaza utara hari ini, Senin (21/10/2024).
Menurut pernyataan IDF, Kolonel Ehsan Daqsa tewas ketika tanknya dan tank lainnya terkena alat peledak selama operasi yang sedang berlangsung di Jabalia.
Daqsa kini menjadi salah satu perwira paling senior yang tewas di Jalur Gaza; perwira lainnya terluka parah dalam insiden yang sama.
Baca juga: Dua Serangan Mematikan Hizbullah ke Israel dalam Sehari, Kepala IDF: Sulit dan Menyakitkan
Daqsa, seorang perwira berusia 41 tahun dan ia mengambil alih komando Brigade Lapis Baja ke-401 pada bulan Juni.
Media Israel menyebut Daqsa merupakan perwira militer berpangkat tertinggi yang tewas dalam perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu.
Meskipun Daqsa memegang pangkat militer tertinggi di antara mereka yang dibunuh oleh tentara Israel di Jalur Gaza, sejumlah kolonel tentara pendudukan terbunuh di Gaza selama beberapa bulan terakhir sebelum dia.
Infografis ini berisi informasi umum tentang kolonel Israel yang terbunuh di Gaza sejak awal agresi yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza selama lebih dari setahun, menurut Al Jazeera
Korban IDF di Gaza dan Lebanon Bertambah
Setidaknya 23 tentara Israel terluka dalam bentrokan di Jalur Gaza dan Lebanon selatan dalam 24 jam terakhir, kata militer Israel pada hari Senin.
Angka-angka militer Israel menunjukkan kalau enam tentara terluka di Gaza, tanpa menentukan di mana sisa tentara terluka.
Menurut angka IDF, setidaknya 749 tentara telah tewas dan 5.018 lainnya terluka sejak pecahnya konflik Gaza pada Oktober. 7, 2023.
Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza setelah serangan Hamas tahun lalu, menewaskan lebih dari 42.600 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 99.800 lainnya.
Konflik telah menyebar ke Lebanon, dengan Israel meluncurkan serangan mematikan di seluruh negeri, yang telah menewaskan lebih dari 2.464 orang dan melukai lebih dari 11.530 lainnya sejak Oktober tahun lalu.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa wilayah Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan tanpa henti Israel di Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan meluncurkan pada Oktober. 1 serangan darat ke Lebanon selatan.
Hamas Tidak Terpecah
Adapun surat kabar Israel Haaretz mengatakan kalau seorang pejabat di tim perunding negosiasi dengan Hamas memberi tahu keluarga para sandera Israel kalau Hamas belum terpecah setelah kepergian Yahya Sinwar.
Organisasi pembebasan Palestina itu dikatakan tetap solid, terus bekerja dan situasi struktur gerakan tetap stabil.
Menurut pejabat yang sama, harus ada fleksibilitas dalam posisi Israel untuk melanjutkan perundingan.
Dia melanjutkan, "Kita harus menarik diri dari poros Philadelphia, dan tanpa fleksibilitas ini, tidak akan ada kemajuan,".
Ini merujuk pada syarat baru dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang bersikeras IDF harus bertahan di poros Philadelphia, sebuah syarat yang menggagalkan negosiasi di menit-menit terakhir kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.
(oln/khbrn/rntv/anews/*)