TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-974 pada Kamis (24/10/2024).
Pada pukul 00.00 waktu setempat, beberapa drone terlihat di wilayah udara Ukraina di wilayah Zhytomyr, Kyiv, Poltava, Cherkassy, Chernihiv, dan Kharkiv.
Pada pukul 1.00 waktu setempat, ada laporan peluncuran rudal X-22 di Odesa.
Pada pukul 3.00 waktu setempat, beberapa kelompok UAV terbang di atas Ukraina dan kebanyakan dari mereka bergerak melalui wilayah Cherkasy ke barat laut.
Beberapa kelompok drone juga terdeteksi di wilayah Odesa, seperti diberitakan Telegraph.
Ukraina: Rusia Gagal Dapat Dukungan di KTT BRICS
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan Rusia gagal mendapatkan dukungan bagi invasinya ke Ukraina pada pertemuan puncak BRICS yang diselenggarakan pada Rabu (23/10/2024).
Ukraina menyoroti reaksi para pemimpin BRICS yang menyerukan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin agar mengakhiri perang di Ukraina.
“Pertemuan puncak BRICS, yang direncanakan Rusia untuk digunakan untuk memecah belah dunia, sekali lagi telah menunjukkan bahwa mayoritas dunia tetap berada di pihak Ukraina dalam upayanya untuk menjamin perdamaian yang komprehensif, adil dan berkelanjutan,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Presiden China sebut Tidak Boleh Ada Eskalasi di Ukraina
Presiden China, Xi Jinping, mengatakan pada pertemuan BRICS, tidak boleh ada eskalasi pertempuran di Ukraina.
Baca juga: Bantu Ukraina Genjot Produksi Drone, AS Janji Gelontorkan Duit Rp 24,98 T
“Kita harus mematuhi tiga prinsip ‘tidak ada limpahan dari medan perang, tidak ada eskalasi pertempuran dan tidak menambahkan minyak ke api oleh pihak-pihak terkait’, untuk meredakan situasi sesegera mungkin," kata Xi Jinping, dikutip dari The Guardian.
Presiden Brasil Minta Rusia-Ukraina Mulai Perundingan Damai
Presiden Brasil, Lula da Silva, menyerukan untuk menghindari eskalasi dan memulai perundingan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi, juga mengeluarkan seruan untuk perdamaian.
“Kami mendukung dialog dan diplomasi, bukan perang," katanya.
Sementara itu, Kremlin mengatakan ada pembicaraan tertutup antara Putin dengan beberapa pemimpin BRICS untuk menjadi penengah di Ukraina.