“Ternyata pembunuhan yang dilakukan Israel secara berturut-turut, dan terus meningkat terhadap para pemimpin terkemuka Iran atau pro-Iran, sampai saat ini belum mengakibatkan kerugian yang akan memaksa lembaga Keamanan Israel untuk menghentikan operas-operasi berani ini, bahkan jika operasi tersebut mengenai pembunuhan pemimpin rezim Iran,” ujarnya.
Alketebi menambahkan bahwa prospek dari serangan langsung ke Khamenei, juga bisa mendukung serangan terhadap fasilitas program nuklir dan rudal Iran.
Israel sendiri telah berhasil menyingkirkan sejumlah lawan regionalnya dalam beberapa bulan terakhir.
Terbaru pada Rabu (23/10/2024), Hizbullah menginformasikan kematian Hashem Safieddine, seorang pejabat yang dipercaya bakal jadi penerus Nasrallah.
Pengumuman tersebut menutup spekulasi menangani kematian Safieddine, setelah serangan udara Israel di Beirut, 3 Oktober lalu.
Pada bulan lalu, media Israel, Channel 14, merilis daftar target utama pembunuhan Pemerintah Zionis di seluruh kawasan.
Meski tak ada nama Khamenei, di dalamnya antara lain pemimpin Houthi di Yaman, Sinwar, dan yang paling kontroversial, adanya nama ulama Syiah terkemuka Irak, Ayatollah Agung Ali Al-Sistani.
Ayatollah Ali Khamenei Diamankan
Ayatollah Ali Khamenei adalah pemimpin tertinggi Iran.
Beberapa waktu lalu, sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa pemimpin tertinggi Iran dipindahkan ke lokasi yang aman.
"Ayatollah Ali Khamenei telah dibawa ke lokasi aman di dalam Iran di tengah keamanan yang ditingkatkan," kata sumber tersebut kepada Reuters.
Keputusan ini diambil tepat setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah dalam serangan Beirut pada Jumat (27/9/2024) lalu.
Sumber tersebut mengatakan, langkah ini merupakan keputusan yang tepat untuk melindungi pembuat keputusan utama Iran.
Selain menewaskan Nasrallah, serangan Israel juga menewaskan wakil komandan Garda Revolusi Abbas Nilforoushan.
"Seorang komandan senior Garda Revolusi Iran tewas dalam serangan udara Israel hari Jumat di Beirut," kantor berita negara IRNA melaporkan pada hari Sabtu (28/9/2024).
"Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan tewas bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah," tambah laporan tersebut.