Stramer juga meminta agar seluruh pihak untuk menahan diri terkait serangan Israel ke Iran.
"Saya jelas bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari agresi Iran. Saya juga jelas bahwa kita perlu menghindari eskalasi regional lebih lanjut dan mendesak semua pihak untuk menahan diri. Iran seharusnya tidak menanggapi," katanya dikutip dari BBC.
Iran dan Hizbullah Disebut Bakal Balas Israel
Iran dikabarkan bersiap untuk membalas serangan Israel tersebut. Kantor semi resmi yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Tasnim melaporkan bahwa salah satu sumber menyebut 'Israel akan menerima yang sepadan terhadap tindakan apapun'.
Adapun hal tersebut diketahui tak lama setelah Israel menyerang Iran pada Sabtu dini hari menggunakan jet tempur.
Balasan ke Israel juga dikabarkan bakal dilakukan oleh Hizbullah.
Dikutip dari Al Arabiya, Hizbullah disebut telah melakukan serangan pesawat tak berawak dan roket terhadap tentara Israel dan sebuah pangkalan militer.
Baca juga: Ancaman Israel: Jika Balas Serangan, Iran Harus Bayar dengan Harga yang Mahal
Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya telah meluncurkan 'rentetan roket' ke arah tentara Israel di pinggiran desa Aita al-Shaab, di mana Hizbullah melaporkan adanya bentrokan rutin dengan pasukan Israel selama dua pekan terakhir.
Sebagai informasi, Hizbullah sempat melakukan penyerangan ke Israel yang menyasar markas besar intelijennya, Mossad pada 25 September 2024 lalu.
Adapun serangan Hizbullah buntut Mossad yang dianggap dalang dari pembunuhan para pemimpinnya dan ledakan perangkat komunikasi yang digunakan anggotanya.
Namun, serangan itu dilaporkan tidak mengakibatkan adanya kerusakan atau korban jiwa.
Selain itu, militer Israel juga mengungkapkan tidak ada perubahan pada instruksi pertahanan sipil.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Iran vs Israel