TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Israel mengancam Iran untuk tidak membalas serangannya pada 26 Oktober lalu.
Namun, Menhan Iran mengatakan tidak akan memaafkan serangan itu begitu saja.
Sementara itu, Rusia memuji Iran yang sukses menangkis serangan Israel sehingga dapat meminimalisasi korban jiwa.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Minta Iran Jangan Balas Serangan, IDF: Kalau Nekat, Kami Serang Target yang Sebelumnya Dibiarkan
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Herzi Halevi, kembali memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan lebih lanjut setelah Israel melakukan serangan terarah pada Sabtu lalu (26/10/2024).
Berbicara kepada kru udara di Pangkalan Udara Ramon di selatan Israel, Halevi mengatakan bahwa Iran bakal melakukan kesalahan fatal bila mereka kembali melakukan serangan balasan.
“Tolong jangan melakukan kesalahan dan meluncurkan serangan rudal lagi ke Israel," ungkap Herzi seperti yang dikutip dari Times of Israel.
"Kami tahu bagaimana cara mencapai Iran sekali lagi dengan kemampuan yang belum kami gunakan." sambungnya.
Jika Iran menyerang lagi, Herzi memperingatkan bahwa Israel akan melakukan serangan di lokasi yang sebelumnya dibiarkan atau dilarang untuk diserang oleh sejumlah pihak terutama yang tidak direkomendasikan Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Iran Naikkan Anggaran Militer Tiga Kali Lipat di Tengah Konfrontasi dengan Israel
2. Iran akan Respons Serangan Israel Meski Hanya Diserang dengan Peluru di Gurun
Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasir Zadeh, mengatakan akan menanggapi serangan Israel meski hanya menyerang Iran dengan peluru di gurun.
“Jika entitas Zionis (Israel) menembakkan peluru ke gurun kita, berarti mereka menyerang sebuah negara kuno dan kuat. Oleh karena itu kami tidak akan memaafkannya," kata Aziz Nasir Zadeh di sela-sela pertemuan pemerintah Iran, Rabu (30/10/2024).
Ia mengatakan, tidak ada pesawat tempur Israel yang memasuki wilayah udara Iran dalam serangan Israel pada Sabtu (27/10/2024) lalu.
"Serangan itu tidak menyebabkan cacat apa pun dalam fasilitas produksi militer Iran seperti rudal. Serangan Israel tidak berhasil merusak sistem pertahanan Iran," katanya, seperti diberitakan Al Arabiya.
Sebelumnya, pesawat Israel menyerang situs militer Iran di provinsi Teheran, Elam, dan Ahvaz, namun Iran mengklarifikasi kerusakannya terbatas dan empat tentara terbunuh dalam serangan itu, menurut pernyataan Pertahanan Udara Iran pada Sabtu lalu.
3. Rusia Puji Iran yang Sukses Tangkis Serangan Udara Israel, Dapat Cegah Lebih Banyak Korban
Perwakilan tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vasily Nebenzya mengatakan, tindakan sukses sistem pertahanan udara Iran saat serangan Israel baru-baru ini, dapat mencegah jatuhnya lebih banyak korban.
Mengutip PressTV, Nebenzya menyampaikan pernyataan tersebut pada Senin (28/10/2024) selama pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
Pertemuan ini membahas serangan Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024), yang menewaskan lima orang, termasuk empat perwira Angkatan Darat dan seorang warga sipil.
"Jika bukan karena keberhasilan operasi sistem pertahanan udara Iran yang dalam keadaan siaga tinggi, jumlah korban dan cedera, terutama di kalangan warga sipil, akan sangat berbeda," kata Nebenzya.
Utusan Rusia itu juga memperingatkan bahwa serangan Israel tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga mengganggu situasi yang sudah sangat tegang di Asia Barat.
4. Unit Khusus Militer Rusia Merampas Tank M1 Abrams di Donetsk, Stok Lapis Baja Ukraina Kian Menipis
Unit Angkatan Darat Rusia baru-baru ini, menangkap tank tempur utama M1A1 Abrams yang dioperasikan oleh Ukraina di dekat Pokrovsk, wilayah Donetsk.
Peristiwa ini menjadi kemunduran signifikan bagi pasukan Ukraina, mengingat pasokan tank dari Amerika dan sekuta Barat mereka yang sudah terbatas.
Baca juga: 200.000 Pasukan Rusia Terkonsentrasi di Wilayah Selatan, Ukraina Was-was
Dikutip dari RT, Tank Abrams yang ditangkap merupakan bagian dari Brigade Mekanik ke-47, yang dikenal sebagai unit elite dengan persenjataan canggih.
Selain Abrams, brigade ini juga dilengkapi dengan tank Leopard 2A6 dan kendaraan tempur Bradley dari sekutu Eropa dan AS.
Dalam waktu tiga hari setelah pengerahan, tank Abrams pertama dilaporkan hilang, dan kerugian terus bertambah selama dua bulan berikutnya.
Ini menandai yang terbaru dari serangkaian kerugian yang terverifikasi, termasuk dua tank M1A1 Abrams lainnya yang didokumentasikan dalam pertempuran: satu di dekat desa Volchye di sepanjang garis depan Pokrovsk dan yang lainnya di dekat pemukiman Berdychi di wilayah Donetsk.
(Tribunnews.com)