News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Pilpres AS 2024: Pandangan Kamala Harris dan Donald Trump Soal Ukraina hingga Gaza

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HEAD TO HEAD - Wakil Presiden AS Kamala Harris tiba di acara penghormatan tim juara National Collegiate Athletic Association (NCAA) musim 2023-2024, di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington , DC pada 22 Juli 2024 dan mantan Presiden AS dan calon presiden Partai Republik 2024 Donald Trump berdiri di atas panggung setelah menerima nominasi partainya pada hari terakhir Konvensi Nasional Partai Republik 2024 di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, pada 18 Juli 2024 . - Partai Demokrat dengan cepat bersatu di sekitar Wakil Presiden Kamala Harris pada 22 Juli 2024 ketika ia berlomba untuk mendapatkan nominasi partai tersebut untuk menghadapi Donald Trump pada bulan November setelah keluarnya Presiden Joe Biden secara sensasional. (Brendan SMIALOWSKI dan Patrick T. Fallon / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024 bakal segera digelar pada Selasa (5/11/2024) hari ini.

Jelang Pilpres AS 2024, banyak isu-isu penting yang seringkali diangkat oleh kedua capres, salah satunya adalah kebijakan luar negeri.

Capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris dan capres dari Partai Republik, Donald Trump memiliki pandangan tersendiri mengenai kebijakan luar negeri AS.

Baik Kamala Harris dan Donald Trump memiliki pandangan sendiri bila membahas tentang perang Rusia-Ukraina, Gaza, bahkan China.

Lantas, bagaimana pandangan Kamala Harris dan Donald Trump tentang kebijakan luar negeri AS?

Perang Rusia-Ukraina

Dikutip dari Reuters, capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris nampaknya mendukung penuh bantuan AS yang berkelanjutan kepada Ukraina saat memerangi invasi Rusia.

Bahkan, Harris kerap kali membantu Presiden Joe Biden untuk menggalang sekutu di Eropa untuk mendukung Ukraina.

Termasuk mengatur sanksi terhadap ekspor dan pejabat Rusia, dan telah bertemu tujuh kali dengan Presiden Ukraina, Vlodymyr Zelensky.

Namun, Harris sempat menyarankan agar Ukraina menyerahkan wilayahnya untuk mengamankan perdamaian sebagai "usulan untuk menyerah".

Sementara capres dari Partai Republik, Donald Trump telah menyerukan perdamaian yang dinegosiasikan antara Ukraina dan Rusia.

Baca juga: Inilah Cara-cara Donald Trump Merebut Kemenangan Pemilu AS 2024

Dalam negosiasi tersebut, menunjukkan bahwa sebagian wilayah Ukraina pada akhirnya dapat berada di bawah kendali Rusia.

Trump mengatakan tidak akan memberikan lebih banyak uang kepada Ukraina dan menentang undang-undang bantuan di Kongres.

Sejak itu, Trump menyatakan keamanan Ukraina merupakan kepentingan penting AS.

Bahkan, Trump gembar-gembor dapat mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia dalam waktu 24 jam, meski belum mengatakan caranya.

Perang di Gaza

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini