News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Bunuh Muhammad Afif, Pejabat Media Hizbullah di Al-Manar News Channel

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Afif (tengah), pejabat media Hizbullah di Al-Manar News Channel yang tewas dalam serangan udara Israel di gedung di daerah Ras al-nabaa di Beirut, Lebanon pada Minggu (17/11/2024) kemarin.

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengklaim telah membunuh Muhammad Afif, pejabat media Hizbullah di Al-Manar News Channel dalam serangan udara di gedung di daerah Ras al-nabaa di Beirut, Lebanon pada Minggu (17/11/2024) kemarin.

"Muhammed Afif, pejabat hubungan media Hizbullah, adalah sasaran pembunuhan di Beirut," lapor Radio Angkatan Darat Israel kemarin.

Sementara itu, Hizbullah mengumumkan pembunuhan pejabat medianya yang menargetkan jantung ibu kota, Beirut, menewaskan empat orang dan melukai 14 orang.

"Hizbullah berduka atas pemimpin media yang hebat dan seorang martir besar dalam perjalanan menuju Yerusalem, Haji Muhammad Afif al-Nabulsi, pejabat hubungan media Hizbullah," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan kemarin.

Muhammad Afif diangkat sebagai petugas hubungan media Hizbullah pada tahun 2014, selain pekerjaannya sebagai penasihat media untuk Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah sebelum pembunuhannya.

Dengan mengelola berita dan program politik di Al-Manar News Channel, Muhammad Afif berpartisipasi dalam peliputan media selama perang yang dilancarkan Israel melawan Lebanon pada Juli 2006.

Dia berpartisipasi dalam mengelola pesan-pesan media untuk publik, bertugas mengawasi media dan perang psikologis terhadap Israel dan berkontribusi dalam merumuskan posisi politik dan strategis Hizbullah, seperti diberitakan Al Jazeera.

Israel Targetkan Kepala Departemen Operasi Front Selatan Hizbullah

Israel mengumumkan penargetan kepala departemen operasi di front selatan Hizbullah, beberapa jam setelah Israel membunuh Muhammad Afif.

Radio Tentara Israel mengatakan sasaran serangan baru-baru ini di daerah "Mar Elias" di pusat Beirut adalah kepala departemen operasi di front selatan Hizbullah.

Radio tersebut mengindikasikan target tersebut mengambil peran militer yang menonjol setelah likuidasi barisan pertama Hizbullah, seperti diberitakan Al Arabiya.

Baca juga: Herzi Halevy: Rantai Komando Hizbullah Runtuh di Lebanon

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan bahwa serangan Israel di wilayah Mar Elias menyebabkan kematian dua orang dan melukai 13 lainnya.

Kantor Berita resmi Lebanon menyebutkan tim pemadam kebakaran berusaha mengendalikan api.

Sementara suara ledakan baterai dan perangkat elektronik terdengar di tempat tersebut.

Hizbullah Bantah Berita soal Penargetan Pejabatnya di Departemen Operasi Front Selatan Hizbullah

Setelah beredar laporan penyerangan yang menyasar markas besar Hizbullah di Beirut, perwakilan Hizbullah di Parlemen Lebanon, Imad al-Hout, membantah anggota Hizbullah menjadi sasaran serangan Israel.

"Area yang menjadi sasaran penyerangan tidak memiliki pusat Kelompok Islam atau lembaga apa pun yang berafiliasi dengan Kelompok Islam, dan tidak ada seorang pun dari kelompok tersebut yang menjadi sasaran," kata Imad al-Hout kepada Agence France-Presse, Minggu.

Sementara itu, sumber keamanan Lebanon melaporkan serangan itu menargetkan sebuah toko yang menjual perangkat elektronik.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.799 jiwa dan 103.601 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (16/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini