TRIBUNNEWS.COM - Unit hubungan media Hizbullah berduka atas terbunuhnya empat anggotanya bersama pemimpin mereka, Muhammad Afif al-Nabulsi, akibat serangan Israel di sebuah gedung di Beirut, Lebanon, pada Minggu (17/11/2024).
"Keempat syuhada yang disebutkan oleh humas adalah Musa Haidar dari Kota Markaba, Mahmoud al-Sharqawi dari Kota Arzi, Hilal Turmus dari Kota Taloussa, dan Hussein Ramadan dari Kota Armati," menurut pernyataan Hizbullah, Senin (18/11/2024).
"Pahlawan-pahlawan ini bangkit membawa panji kebenaran dan kata-kata perlawanan. Mereka memikul hidup mereka di pundak mereka dengan segala keberanian untuk menjadi tentara di bidang media sehingga kebenaran terorisme Zionis (Israel) dapat terungkap di setiap rumah di setiap sudut bumi," lanjutnya.
“Mereka didukung oleh pemimpin mereka. Perlawanan adalah sebuah gagasan, tujuan, dan pesan abadi," tambahnya.
Hizbullah juga menegaskan media Hizbullah akan tetap menyiarkan pendapat Hizbullah untuk melawan klaim-klaim Israel.
"Media perlawanan akan tetap menjadi benteng dalam menghadapi agresi sampai mereka dikalahkan oleh perlawanan dan klaim mereka yang salah terbuka," katanya, seperti dikutip dari Al Mayadeen.
Hubungan media Hizbullah juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dari anggotanya yang terbunuh dan 13 warga sipil yang terluka dalam serangan Israel.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain di Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024) dengan dalih menargetkan Hizbullah.
Jumlah korban tewas di Lebanon akibat serangan Israel sejak 23 September 2023 telah meningkat menjadi lebih dari 3.516 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Baca juga: Israel Bunuh Muhammad Afif, Pejabat Media Hizbullah di Al-Manar News Channel
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.922 jiwa dan 103.898 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (18/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel