Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok Houthi di Yaman kerap menyerang jalur pelayaran niaga di Laut Merah dan Teluk Aden menggunakan rudal dan pesawat tak berawak.
Serangan ini menargetkan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Untuk merespons ancaman ini, Angkatan Laut AS secara rutin merotasi kelompok penyerang kapal induk di kawasan tersebut guna melindungi kapal-kapal militer dan komersial.
Awal November 2024, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan pengerahan kapal perusak dan pesawat tambahan ke Timur Tengah, termasuk jet tempur dan pesawat pengebom B-52, untuk memperkuat postur pertahanan di kawasan.
Austin menyatakan bahwa langkah ini merupakan komitmen AS untuk melindungi warga negara dan pasukan AS di Timur Tengah, mendukung Israel, dan mencegah eskalasi melalui diplomasi serta pencegahan.
Kekuatan AS yang Masih Tersisa di Timur Tengah
Meskipun tidak ada kapal induk, Angkatan Laut AS masih memiliki empat kapal perusak yang beroperasi di wilayah Timur Tengah, serta beberapa kapal perang yang ditempatkan di Mediterania Timur.
Aset-aset ini ditempatkan tidak jauh dari perang Israel melawan Hamas dan Hizbullah di Gaza dan Lebanon.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)