TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Laut Amerika Serikat kembali menarik kapal induknya dari Timur Tengah, meninggalkan wilayah yang masih dilanda konflik.
Ini adalah kedua kalinya dalam setahun terakhir kapal induk AS meninggalkan wilayah tersebut, meskipun pertempuran masih berlangsung di dekatnya.
Seorang pejabat AS mengonfirmasi kepada Business Insider pada Selasa (19/11/2024) bahwa USS Abraham Lincoln, satu-satunya kapal induk AS yang sebelumnya beroperasi di wilayah tersebut, telah meninggalkan Timur Tengah dan memasuki wilayah Armada ke-7 AS di Indo-Pasifik.
Kapal induk tersebut didampingi oleh tiga kapal perusak kelas Arleigh Burke, yakni USS Frank E. Petersen Jr., USS Michael Murphy, dan USS Spruance.
Dengan kepergian USS Abraham Lincoln, saat ini tidak ada kapal induk AS yang beroperasi di Timur Tengah.
Situasi serupa pernah terjadi pada Juni lalu, sebelum USS Theodore Roosevelt menggantikan USS Dwight D. Eisenhower yang bertugas memerangi kelompok Houthi yang didukung Iran.
Misi USS Abraham Lincoln di Timur Tengah
Terakhir kali AS kekurangan kapal induk di wilayah tersebut adalah pada bulan Juni, sebelum USS Theodore Roosevelt tiba untuk menggantikan USS Dwight D. Eisenhower, yang menghabiskan waktu berbulan-bulan memerangi kelompok Houthi yang didukung Iran.
USS Abraham Lincoln tiba di Timur Tengah pada Agustus 2024.
elama berada di wilayah tersebut, kapal induk ini terlibat dalam operasi kontra-Houthi.
Jet tempur F-35C yang menyertai Lincoln bahkan mencatat operasi tempur pertama mereka selama penugasan ini.
Lincoln juga sempat berada di wilayah yang sama dengan USS Theodore Roosevelt pada September, sebelum Roosevelt meninggalkan kawasan tersebut.
Baca juga: Kapal Induk AS Minggat dari Timur Tengah, Israel Tanpa Beking, Strategi Iran Sukses?
Namun, hingga kini belum ada informasi pasti mengenai kapan kapal induk baru akan dikerahkan ke Timur Tengah.
Pejabat AS menyebutkan kemungkinan kelompok penyerang USS Harry S. Truman yang akan menggantikan Lincoln.
Saat ini Truman masih berada di Atlantik dekat Kepulauan Azores, Portugal.
Ancaman Houthi dan Tindakan AS
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok Houthi di Yaman kerap menyerang jalur pelayaran niaga di Laut Merah dan Teluk Aden menggunakan rudal dan pesawat tak berawak.
Serangan ini menargetkan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Untuk merespons ancaman ini, Angkatan Laut AS secara rutin merotasi kelompok penyerang kapal induk di kawasan tersebut guna melindungi kapal-kapal militer dan komersial.
Awal November 2024, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan pengerahan kapal perusak dan pesawat tambahan ke Timur Tengah, termasuk jet tempur dan pesawat pengebom B-52, untuk memperkuat postur pertahanan di kawasan.
Austin menyatakan bahwa langkah ini merupakan komitmen AS untuk melindungi warga negara dan pasukan AS di Timur Tengah, mendukung Israel, dan mencegah eskalasi melalui diplomasi serta pencegahan.
Kekuatan AS yang Masih Tersisa di Timur Tengah
Meskipun tidak ada kapal induk, Angkatan Laut AS masih memiliki empat kapal perusak yang beroperasi di wilayah Timur Tengah, serta beberapa kapal perang yang ditempatkan di Mediterania Timur.
Aset-aset ini ditempatkan tidak jauh dari perang Israel melawan Hamas dan Hizbullah di Gaza dan Lebanon.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)