TRIBUNNEWS.COM, AS - Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2024 telah selesai.
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump keluar sebagai pemenang mengalahkan rivalnya Kamala Harris dari Partai Demokrat.
Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025 mendatang.
Di balik kemenangan Donald Trump, mencuat diskusi soal penggunaan Artificial Intellegence (AI).
Beberapa ahli meyakini bahwa konten yang dihasilkan AI memainkan peran langsung dalam membentuk narasi di Pilpres AS.
Pada pertemuan puncak baru-baru ini di London, Inggris, para ahli membahas dampak kecerdasan buatan terhadap politik dan perang melawan misinformasi.
Berikut Pendapat Para Ahli
Elizabeth Dubois, seorang profesor di Universitas Ottawa, menyoroti bagaimana teknologi baru, termasuk AI dan media sosial, dapat memengaruhi sistem Pemilu.
Ia mencatat bahwa tokoh-tokoh seperti Elon Musk dan platform seperti X (twitter) telah berperan dalam menyebarkan konspirasi tentang Trump dan Harris.
Insiden tertentu melibatkan Musk yang membagikan video yang dimanipulasi di X, yang dimilikinya, pada bulan Juli 2024, yang menggunakan AI untuk meniru suara Harris.
Video tersebut sangat mirip dengan iklan kampanye asli tetapi menampilkan audio yang dihasilkan AI yang secara keliru menggambarkan Harris.
Musk awalnya membagikan video tersebut tanpa menyebutkan bahwa itu adalah parodi, yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi AI untuk menyebarkan misinformasi dalam politik.
Ia kemudian mengklarifikasi bahwa video tersebut dimaksudkan sebagai sindiran.
Awal tahun ini, Trump membagikan gambar palsu di platform media sosialnya, Truth Social, yang secara keliru menggambarkan Swift mendukungnya untuk pemilihan umum mendatang. Gambar ini, yang dibuat menggunakan AI, memperlihatkan Swift dalam pakaian patriotik dengan tulisan yang menyerukan agar Trump dipilih, meskipun ia diketahui mendukung kandidat Demokrat.