Sementara itu, Angkatan Darat Lebanon mengumumkan, pada Kamis (28/11/2024) hari ini, mereka telah mulai memindahkan unit militer ke Jalur Litani selatan untuk berkoordinasi dengan pasukan PBB (UNIFIL) yang menjadi bagian dari perjanjian gencatan senjata.
Sumber militer Lebanon mengatakan pada hari ini, mereka melakukan patroli dan pos pemeriksaan di selatan Sungai Litani tanpa maju ke wilayah di mana Israel masih berada.
Serangan Hizbullah di Israel utara dimulai pada 8 Oktober 2023 sebelum akhirnya Hizbullah dan Israel menyetujui gencatan senjata pada 27 November 2024.
Gencatan senjata Hizbullah dan Israel ini menyusul serangan Israel ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024).
Sebelumnya, Hizbullah menuntut Israel untuk mencapai gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza terlebih dahulu sebelum menghentikan serangan di Israel utara.
Menanggapi kabar tersebut, Hamas menerima keputusan Hizbullah yang telah mencapai gencatan senjata dengan Israel.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.249 jiwa dan 104.746 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (27/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Mayadeen.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel