News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Dalam Tempo 48 Jam, Oposisi Suriah Kuasai Pusat Aleppo, Turki: Rezim Assad Langgar Perjanjian Astana

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Oposisi bersenjata, kelompok anti-rezim Presiden Bashar Al-Assad di Suriah

Oposisi bersenjata Suriah juga mengumumkan, para pejuangnya telah menguasai alun-alun utama di pusat Aleppo, empat belas lingkungan, dan markas polisi di kota tersebut.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rezim Suriah mengatakan, pasukannya mendapatkan kembali kendali atas titik-titik yang telah mereka hilangkan sebelumnya.

Pernyataan itu menambahkan kalau mereka terus menghadapi serangan yang dilakukan oleh apa yang mereka gambarkan sebagai 'kelompok teroris'.

Rezim Suriah mengklaim serangan mereka menimbulkan kerugian besar pada pasukan oposisi bersenjata.

Sedangkan Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa angkatan udaranya melenyapkan 200 militan di provinsi Aleppo dan Idlib dalam satu hari.

Dia menambahkan bahwa situasi di kedua provinsi tersebut semakin memburuk dan pasukan Rusia memberikan dukungan kepada tentara Suriah dalam menghadapi formasi serangan tersebut.

Saraqib

Pihak oposisi mengumumkan bahwa mereka juga mengambil alih kota strategis Saraqeb di Idlib, tempat persimpangan Jalan Internasional Aleppo-Damaskus dan Jalan Internasional Latakia-Aleppo.

Pihak oposisi mengatakan bahwa dalam beberapa jam, kota Aleppo akan diamankan secara militer dan keamanan, setelah itu pembebasan penuh kota tersebut akan diumumkan.

Gambar-gambar menunjukkan orang-orang di kota Idlib merayakan penguasaan pasukan oposisi Suriah atas kota Aleppo dan sebagian besar wilayah pedesaannya.

Respons Negara Ketiga

Dalam reaksi regional terhadap pertempuran di Suriah utara, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Oncu Kaglitoli mengatakan kalau Turki khawatir tidak akan ada lagi ketidakstabilan di Sriah.

Turki juga menyatakan kekhawatirannya akan keselamatan warga sipil Suriah.

Sebagai catatan, penyebab perang Suriah berawal dari keinginan warganya untuk membentuk negara yang lebih demokratis.

Warga Suriah menginginkan perubahan sistem pemerintahan, terutama pada kekuasaan rezim Assad yang telah menjabat sejak 1962

Pejabat Turki itu menambahkan kalau serangan rezim Suriah baru-baru ini di Idlib telah mencapai tingkat yang merugikan implementasi apa yang disepakati dalam Perjanjian Astana.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini