News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Korban Genosida Gaza Tembus 44.466 Jiwa, Hamas ke Israel: Anda Berisiko Kehilangan Sandera Selamanya

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, di Jalur Gaza.

"Hamas kemungkinan akan melunak dan menerima (syarat) kesepakatan gencatan senjata yang dapat didukung oleh Israel," tulis media tersebut dilansir Times of Israel, dikutip Sabtu (30/11/2024).

Menurut outlet itu, bahkan sebelum gencatan senjata dicapai antara Hizbullah dan Israel minggu ini, baik pejabat Palestina dan AS mengatakan kalau Hamas terindikasi siap untuk tidak lagi mengikuti strategi Yahya Sinwar, pemimpin gerakan tersebut yang dibunuh Israel.

Media tersebut juga menyatakan kalau Hamas kini cenderung menginginkan gencatan senjata ketimbang terus berperang.

Adapun Perwakilan Hamas tiba di Kairo, Mesir, pada Sabtu 30 November 2024, untuk melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan gencatan senjata di Gaza.

Kabar ini disampaikan oleh seorang pejabat dari kelompok militan Palestina tersebut kepada AFP pada tanggal 29 November 2024.

“Delegasi Hamas akan pergi ke Kairo untuk beberapa pertemuan dengan pejabat Mesir guna membahas gagasan gencatan senjata dan kesepakatan tahanan di Jalur Gaza,” kata pejabat tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya.

Selain itu, Amerika Serikat juga mengumumkan upaya diplomatik baru dengan Qatar, Turki, dan Mesir untuk mencapai gencatan senjata di Gaza serta pembebasan sandera.

Sebelumnya, AS, Qatar, dan Mesir telah melakukan beberapa usaha untuk mencapai gencatan senjata, namun semua usaha tersebut selalu berakhir dengan kegagalan.

Tak Merasa Dikhianati Hizbullah

Sebelumnya, Hamas sudah menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dalam segala upaya demi gencatan senjata di Gaza.

Kemauan Hamas untuk gencatan senjata dalam perangnya melawan agresi Israel di Gaza ini dinyatakan beberapa jam setelah perjanjian gencatan senjata di Lebanon mulai berlaku.

Baca juga: AS: Hamas Ditinggal Hizbullah, Brigade Hizbullah Irak: Eits, Masih Ada Kami, Lanjut Serang Israel

Gerakan perlawanan Palestina itu dalam sebuah pernyataan pers, pada Rabu (27/11/2024), menambahkan kalau mereka terus mengupayakan penghentian agresi Israel terhadap rakyat Palestina, dalam negosiasi gencatan senjata, lansir Khaberni.

Namun Hamas juga menyoroti perbedaan visi soal faktor-faktor penentu penghentian agresi Israel terhadap Gaza yang semestinya “disepakati secara nasional” oleh faksi manapun di kelompok Palestina.

Hamas menjelaskan, faktor-faktor penentu ini termasuk seputar gencatan senjata, penarikan pasukan pendudukan, kembalinya para pengungsi ke rumah mereka, dan penyelesaian kesepakatan pertukaran tahanan Palestina dan sandera Israel.

Seorang wanita Lebanon mengangkat potret pemimpin Hizbullah yang terbunuh, Hassan Nasrallah dan Hashem Safieddine, bersama bendera kuning kelompok militan tersebut saat orang-orang kembali ke pinggiran selatan Beirut pada 27 November 2024 setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku. Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon berlangsung setelah lebih dari setahun pertempuran yang telah menewaskan ribuan orang. AFP (AFP)

Tak Merasa Dikhianati Hizbullah

Dalam pernyataannya, Hamas menyiratkan tidak merasa 'ditinggalkan' oleh Hizbullah dalam perlawanan mereka terhadap agresi Israel.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini