Kremlin Pelajari Opsi di Tengah Janji Terus Dukung Assad di Suriah, Rusia Ganti Komandan di Suriah
TRIBUNNEWS.COM- Moskow memperluas keterlibatan politik dan militernya dalam menghadapi kemajuan pasukan oposisi Suriah di Aleppo dan Idlib.
Pengumuman serangan udara skala besar yang menargetkan apa yang digambarkannya sebagai ratusan perlawanan dan basis pendukung bertepatan dengan peluncuran media pemerintah Rusia yang melancarkan kampanye besar-besaran untuk menyerang kekuatan oposisi dan menghubungkan perkembangan di Suriah dengan intervensi langsung dari Washington dan Kiev.
Ada informasi tentang penunjukan seorang jenderal yang namanya dikaitkan dengan kampanye kuat di Suriah di masa lalu, sebagai Panglima baru pasukan Rusia di negara ini.
Hal ini menunjukkan persiapan untuk meningkatkan momentum kehadiran militer Rusia dalam konfrontasi yang sedang berlangsung.
Diumumkan di Moskow, pada hari Senin, bahwa Presiden Vladimir Putin mengadakan percakapan telepon dengan timpalannya dari Iran, Masoud Pezeshkian, untuk membahas situasi di Suriah.
Layanan pers Kremlin melaporkan dalam sebuah pernyataan bahwa kedua presiden menekankan pentingnya upaya koordinasi dalam formula Astana, dengan partisipasi Türkiye, untuk menyelesaikan situasi di Suriah.
Pernyataan tersebut berbunyi: “Dukungan tanpa syarat diberikan kepada gerakan otoritas sah di Suriah untuk memulihkan tatanan konstitusional dan integritas wilayah negara, dan pentingnya upaya koordinasi dalam kerangka formula Astana dengan partisipasi Turki ditekankan.”
Sementara itu, Kremlin menekankan dukungannya yang berkelanjutan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan mengatakan bahwa mereka mempelajari pilihan-pilihan untuk mencapai stabilitas.
Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan negaranya “sedang menganalisis situasi di Suriah dan akan merumuskan posisi mengenai apa yang diperlukan untuk menstabilkan situasi.”
Dia menjelaskan dalam konferensi pers pada hari Senin: “Kami melanjutkan kontak kami pada tingkat yang sesuai, menganalisis situasi, dan posisi akan dibentuk mengenai apa yang diperlukan untuk menstabilkan situasi.”
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa Rusia: “Tentu saja, mereka terus mendukung Presiden Assad di tengah memburuknya situasi di Suriah.”
Suasana media resmi tampaknya konsisten dengan kalimat ini.
Kantor berita negara Novosti menerbitkan serangkaian laporan yang menyerang pasukan oposisi Suriah, yang digambarkan di Moskow sebagai “kelompok militan,” dan menuduh mereka melakukan tindakan sabotase skala besar di wilayah yang mereka kuasai.