"Kami menunggu Mesir untuk memberi tahu kami tanggapan Hamas," kata seorang pejabat Israel mengenai sikap Hamas terhadap usulan terbaru tersebut.
"Dalam beberapa hari, kami akan tahu apakah Hamas bersedia bernegosiasi dalam kerangka yang kami ajukan atau tidak," imbuhnya.
Jika Hamas menanggapi secara positif, delegasi Israel akan melakukan perjalanan ke Kairo Mesir untuk menyelesaikan rincian seperti durasi gencatan senjata.
Termasuk nantinya membicarakan jumlah sandera yang akan dibebaskan, dan tahanan Palestina mana yang akan dibebaskan.
Kubu Donald Trump Setuju
Di Washington AS, Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Presiden terpilih Donald Trump, Mike Waltz.
"Presiden terpilih mendukung kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Jalur Gaza, asalkan dapat diterima oleh Israel," kata seorang penasihat Trump, seraya menambahkan.
"Trump ingin kesepakatan tersebut segera dilaksanakan, tanpa penundaan, dan sebelum tanggal 20 Januari."
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan kepada Sky News bahwa dia sedang menghubungi penasihat Trump mengenai masalah tersebut.
"Kami telah mendengar dari para penasihat Trump bahwa ia ingin masalah penyanderaan dan gencatan senjata Gaza diselesaikan sebelum ia menjabat. Kami berharap kedua belah pihak memahami pesan ini," katanya.
Ancaman Donald Trump
Sebelumnya presiden terpilih AS Donald Trump mengancam Hamas jika tidak segera membaskan sandera Israel sebelum pelantikannya sebagai presiden AS pada 20 Januari 2025.
Sebelumnya, keluarga sandera menerbitkan video yang dibuat dengan Artificial Intelligent (AI).
Dalam video itu menunjukkan Yair Netanyahu, putra PM Israel seolah ditahan di terowongan Hamas.
Yair Netanyahu dalam video AI itu juga meminta Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata untuk membebaskan sandera di Gaza.
Keluarga sandera merilis video tersebut untuk menggambarkan kondisi sandera Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza.