Sementara itu, Moustafa menduga ratusan jenazah yang ditemukan ini merupakan korban dari rezim Bashar Al-Assad.
Diperkirakan, banyak warga Suriah yang terbunuh sejak 2011 di bawah pemerintahan Assad.
Di mana saat itu dimulainya perang saudara berskala penuh.
Menurut pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris, sekitar 60.000 orang telah terbunuh karena penyiksaan atau karena kondisi yang mengerikan di pusat-pusat penahanan al-Assad.
Bashar Al-Assad juga diduga telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan melakukan penyiksaan.
Namun Assad berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Moustafa mengatakan banyak jenazah yang dibawa dari rumah sakit militer hingga dikumpulkan dan disiksa hingga meninggal.
Mayat-mayat tersebut juga dikabarkan dibawa ke lokasi oleh kantor pemakaman kota Damaskus yang personelnya membantu menurunkannya dari traktor-trailer berpendingin.
Ia mengatakan bahwa pernyataan ini bisa dipertanggungjawaban lantaran ia mendapatkan informasi valid dari orang-orang yang bekerja di kuburan massal tersebut.
"Kami dapat berbicara dengan orang-orang yang bekerja di kuburan massal tersebut, yang telah melarikan diri dari Suriah atau yang kami bantu melarikan diri," kata Moustafa.
ebagai informasi, saat ini Assad telah digulingkan oleh kelompok pemberontak dalam serangan besar-besaran yang berpuncak pada perebutan ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024)
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Suriah