News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Rudal Hipersonik Houthi Sasar Kementerian Keamanan Israel, IDF Bingung Misi Terganggu

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam foto selebaran yang disediakan oleh pusat media Houthi, para petempur Houthi berpartisipasi dalam latihan militer pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman - Houthi meluncurkan dua rudal hipersonik, Rabu (17/12/2024). Salah satunya menghantam Kementerian Pertahanan Israel.

Bahkan, 1.500 di antaranya terluka sebanyak dua kali.

Tak hanya itu, Otoritas Penyiaran Israel mengutip perkiraan IDF, jumlah tentara Israel disabilitas bisa meningkat hingga 100.000 orang pada 2030 mendatang.

Sebanyak 60 persen di antaranya diprediksi mengalami gangguan mental.

Sementara itu, Yedioth Ahronoth melaporkan, cedera perang "mempengaruhi kemampuan fisik dan mental prajurit, serta kehidupan sehari-hari mereka dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dan kembali ke kehidupan normal."

Jumlah Korban di Gaza Lebih dari 45.000 Jiwa

IDF diketahui telah membunuh 45.907 warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Sementara, 107.244 lainnya terluka, lapor Kementerian Kesehatan di Gaza.

Pada Rabu, militer Israel melakukan penembakan artileri hebat di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, yang menyebabkan unit perawatan intensif terbakar.

Direktur RS Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safiya, mengatakan, "Kami terkejut dengan masuknya kendaraan (militer) dan buldoser ke sekitar rumah sakit."

Ia menambahkan, penyusupan itu didahului oleh serangan mengerikan terhadap rumah-rumah di dekat rumah sakit.

Adwan menyatakan, rumah sakit tiba-tiba menjadi sasaran segala jenis senjata, dengan serangan yang disengaja dan jelas terhadap unit perawatan intensif.

"Kami berhasil, secara ajaib, mengevakuasi pasien yang menggunakan ventilator dari ICU sebelum kebakaran terjadi," Abu Safiya menambahkan, seraya mencatat, rumah sakit tempatnya adalah satu-satunya unit perawatan intensif di Gaza utara.

Adwan juga menggambarkan situasi tersebut sebagai "sangat dahsyat dan masih berbahaya."

Ia mengungkapkan staf rumah sakit berusaha memadamkan api menggunakan peralatan dasar, karena fasilitas tersebut telah menderita kekurangan air selama delapan hari karena serangan Israel terhadap tangki air dan jaringan pasokan.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini