Ia mengatakan ia percaya pada pendidikan untuk wanita.
"Kami memiliki universitas di Idlib selama lebih dari delapan tahun," kata Sharaa, merujuk pada provinsi barat laut Suriah yang telah dikuasai kelompok oposisi sejak 2011.
"Saya kira persentase perempuan di universitas lebih dari 60 persen."
Ketika ditanya apakah konsumsi alkohol akan diizinkan, Sharaa berkata:
"Ada banyak hal yang tidak berhak saya bicarakan karena itu masalah hukum."
Ia menambahkan bahwa akan ada komite ahli hukum Suriah untuk menulis konstitusi.
"Mereka akan memutuskan. Dan setiap penguasa atau presiden harus mematuhi hukum".
Sharaa bersikap santai selama wawancara, mengenakan pakaian sipil, dan mencoba memberikan jaminan kepada semua orang yang percaya kelompoknya belum melepaskan diri dari masa lalu ekstremisnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)