"Oleh karena itu, kami akan bertindak dengan kekuatan, tekad, dan kecanggihan," urai dia.
Sebagai informasi, AS melancarkan serangan udara terhadap Houthi di Sana'a, Yaman, Sabtu.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Houthi menembakkan rudal yang menghantam wilayah sipil di Israel.
Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, melancarkan blokade Laut Merah pada November tahun lalu atas perintah Pemimpin Tertinggi Iran, menyusul pecahnya perang Gaza, dalam kesetiaan kepada Hamas.
Meskipun awalnya mereka bermaksud menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel dalam upaya untuk memaksakan gencatan senjata, serangan tersebut kemudian telah menyebar ke pengiriman komersial global, dengan banyak kapal menjadi sasaran serangan dan puluhan pelaut internasional disandera.
Rudal Houthi Hantam Kementerian Pertahanan Israel
Pekan lalu, Houthi mengumumkan telah melancarkan dua rudal hipersonik ke Israel, Rabu (17/12/2024).
Baca juga: Rudal Kelima dalam Sepekan Houthi, Ribuan Warga Tel Aviv Rebutan Shelter, Israel Ngadu ke PBB
Salah satu rudal menghantam Kementerian Pertahanan Israel di pusat kota.
Live Streaming RCTI X Factor Indonesia 2024 Road to Grand Final Malam Ini, Saksikan Penampilan Top 4
Ini Permintaan Singkat Prabowo ke Pekerja IKN Nusantara soal Lapangan Upacara HUT RI 17 Agustus 2024
Sementara, satu rudal lainnya diluncurkan saat pesawat tempur Israel menyerang Yaman.
Operasi itu bersamaan dengan serangan udara Israel di Yaman, dilansir Al Mayadeen.
Pemimpin gerakan Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengungkapkan serangan pihaknya ke Kementerian Israel menyebabkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) "mengalami kebingungan signifikan sebab misi mereka terganggu."
Ia menegaskan pihaknya tak akan mundur sedikitpun dari posisi mendukung rakyat Palestina.
"Kami tidak akan menyimpang dari posisi kami dalam mendukung rakyat Palestina, terlepas dari tantangan atau serangan dari AS, Israel, atau sekutu mereka," tegasnya.
Al-Houthi juga menyerukan kepada rakyat Yaman untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa besar-besaran pada Jumat (20/12/2024), untuk mendeklarasikan tantangan mereka terhadap Israel dan menegaskan kembali keteguhan mereka.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Israel juga pernah menjadi sasaran serangan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, pada pertengahan November 2024.
Saat itu, Hizbullah mengatakan drone mereka tepat mengenai sasaran yang dituju.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)