TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon memberikan peringatan terakhir kepada Houthi di Yaman untuk menghentikan serangan rudal terhadap Israel.
Ia mengatakan Houthi berisiko mengalami “nasib buruk” yang sama seperti yang menimpa Hamas, Hizbullah, dan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang digulingkan oleh oposisi bersenjata.
"Israel dapat menyerang sasaran apa pun di Timur Tengah, termasuk Iran, dan mengatakan bahwa Israel tidak akan mentolerir serangan oleh kelompok yang bersekutu dengan Iran," katanya di hadapan Dewan Keamanan PBB, Senin (30/12/2024).
Kelompok Houthi melancarkan beberapa serangan dengan drone dan rudal ke arah Israel, yang mereka gambarkan sebagai solidaritas terhadap warga Palestina yang berada di bawah serangan Israel di Jalur Gaza.
Berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Israel itu mengatakan Israel memberikan peringatan, bukan ancaman.
“Bagi Houthi, Anda mungkin tidak memperhatikan apa yang terjadi di Timur Tengah selama setahun terakhir. Izinkan saya mengingatkan Anda tentang apa yang terjadi pada Hamas, Hizbullah, Assad, dan semua orang yang melakukan hal tersebut mencoba menghancurkan kami," katanya kepada Dewan Keamanan PBB.
"Ini adalah peringatan terakhir Anda. Ini bukan ancaman. Anda akan menghadapi nasib menyedihkan yang sama," tambahnya.
Sebelum pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB, Danny Danon mengatakan kepada wartawan bahwa Israel akan membela rakyatnya.
“Israel akan membela rakyatnya. Jika jarak 2.000 kilometer tidak cukup untuk menjauhkan anak-anak kita dari mereka, maka izinkan saya meyakinkan Anda bahwa itu tidak akan cukup untuk melindungi anak-anak kita," ujarnya, seperti diberitakan Aawsat.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Houthi bahwa Israel baru saja memulai konfrontasinya di Yaman pekan lalu.
Pernyataan itu menyusul serangan Israel terhadap beberapa sasaran yang terkait dengan Houthi di Yaman, termasuk Bandara Sanaa, pelabuhan di pantai barat negara itu, dan dua pembangkit listrik.
Baca juga: Houthi Balas Serangan AS-Inggris, Kirim Rudal ke Israel, Sukses Buat Sirene di 9 Wilayah Meraung
Sejak 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
Houthi mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangannya di Laut Merah sampai berakhirnya agresi Israel di Jalur Gaza, pencabutan pengepungan di Jalur Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
Sementara itu sekutu Israel, AS, bersama Inggris membentuk koalisi Laut Merah untuk menyerang wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman dan menekan Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal terkait Israel di kawasan itu.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.541 jiwa dan 108.338 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (30/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel