Turki akan Cetak Kartu Identitas dan Paspor Warga Suriah Seiring Meluasnya Kerja Sama dengan HTS
TRIBUNNEWS.COM- Setelah penggulingan pemerintahan mantan presiden Suriah Bashar al-Assad, Turki akan menerbitkan kartu identitas, paspor, dan SIM baru bagi warga negara Suriah, menurut laporan surat kabar Turki Daily Sabah pada tanggal 30 Desember.
Prakarsa ini bertujuan untuk membantu Ankara mengakhiri status pengungsi jutaan warga Suriah yang saat ini berada di Turki.
Ankara berencana untuk mengakhiri status pengungsi warga Suriah di Turki dan mendirikan kantor di Suriah untuk mengatur masuk dan keluar mereka.
Daily Sabah melaporkan bahwa pengungsi Suriah yang saat ini tinggal di Turki akan dicabut status pengungsinya.
Mereka kini diharuskan mengajukan izin tinggal jika ingin tetap tinggal di sana. Warga Suriah yang ingin mengunjungi Turki harus menggunakan paspor mereka untuk mengajukan visa masuk ke negara tersebut.
Direktorat Manajemen Migrasi Turki berencana mendirikan kantor di Suriah untuk bekerja dengan pejabat Suriah yang baru dalam mengelola masuk dan keluarnya warga Suriah ke dan dari Turki.
Jutaan warga Suriah meninggalkan tanah air mereka setelah dimulainya perang rahasia yang didukung AS di Suriah yang dimulai pada tahun 2011. Sekitar tiga juta orang menjadi pengungsi di Turki.
Sekutu AS, termasuk Turki, menyediakan senjata, dana, dan pejuang asing untuk kelompok bersenjata terkait Al-Qaeda yang berusaha menggulingkan pemerintah Damaskus.
Setelah lebih dari satu dekade di Turki, para pengungsi Suriah menghadapi peningkatan rasisme dan diskriminasi dari warga Turki yang sangat nasionalis.
Janji untuk mengusir warga Suriah dari Turki menjadi ciri khas pemilihan presiden 2023.
Daily Sabah mencatat bahwa lebih dari 25.000 warga Suriah telah kembali ke rumah dari Turki setelah militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang didukung AS dan Turki menggulingkan presiden Bashar al-Assad pada 8 Desember.
Pemimpin HTS Ahmad al-Sharaa – yang juga dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani – telah menjadi penguasa de facto negara tersebut dan terus berkoordinasi erat dengan pejabat Turki.
Surat kabar Turki mengutip survei dari AREDA yang berpusat di Istanbul yang mengklaim 91 persen warga Suriah di Turki gembira dengan jatuhnya pemerintahan Assad dan 71,5 persen optimis tentang masa depan negara mereka.