Pihak Houthi mengklaim MQ-9 Reaper ke-14 ditembak jatuh menggunakan rudal Saqr 358 mode ganda.
Rudal Saqr 358 menggabungkan kemampuan pesawat tak berawak kamikaze dengan fungsi antipesawat, khususnya menargetkan pesawat tak berawak musuh yang dioperasikan oleh musuh Iran di zona konflik Timur Tengah.
Dikembangkan oleh Iran, rudal canggih ini secara efektif digunakan oleh pasukan proksi Iran, termasuk Houthi di Yaman, serta kelompok bersenjata di Irak dan Hizbullah di Lebanon selatan.
Fleksibilitas dan efektivitas rudal Saqr 358 menjadikannya senjata pilihan bagi proksi Iran, yang memungkinkan mereka mengganggu pengintaian dan pengawasan musuh, khususnya oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sedikit yang diketahui tentang spesifikasi teknis rudal tersebut, tetapi Saqr 358 berukuran panjang sekitar 3 meter dengan diameter rudal 152 mm.
Dengan berat 50 kg, rudal ini ditenagai oleh mesin turbojet kecil dan dapat menyerang target pada jarak 10 km hingga 100 km.
Rudal tersebut membawa hulu ledak fragmentasi tinggi seberat 10 kg dan tidak memerlukan sistem peluncuran yang canggih, membuatnya mudah untuk dipindahkan dan disebarkan.
Rudal mode ganda ini juga telah dipamerkan di beberapa parade militer Iran yang menampilkan Saqr 358.
Teknologi Houthi Lebih Canggih dari yang Diperkirakan Israel
Terkait kemampuan militer Houthi, seorang pejabat Israel mengakui bahwa teknologi yang dimiliki Houthi lebih canggih daripada yang diperkirakan banyak orang.
Oleh karena itu, upaya Israel untuk melawan kelompok dari Yaman itu barangkali akan lebih sulit.
Kepada media terkenal asal Amerika Serikat, The New York Times, pejabat yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan Houthi tak seharusnya diremehkan.
Menurutnya, berkat bantuan Iran, Houthi mampu mengambil “langkah praktis” dalam mengejar tujuannya, yakni menghancurkan Israel.
Sementara itu, Yoel Guzansky, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Israel, menyebut Houthi hendak melancarkan perang atrisi melawan Israel.
“Houthi menginginkan perang atrisi melawan Israel dengan terus menembak sehingga mereka bisa berkata, ‘Kami adalah perlawanan nyata,’” kata Guzansky.