Berlokasi strategis hanya 200 km di utara perbatasan Israel dan 45 km dari garis pantai barat Suriah, fasilitas Deep Layer menawarkan Iran sarana untuk menghindari serangan Israel terhadap konvoi senjata darat ke Hizbullah.
Lokasi bawah tanah tersebut akan memungkinkan Hizbullah menerima rudal langsung dari perbatasan Suriah.
Persiapan Penyerbuan
Keputusan IDF untuk menyerbu fasilitas itu diambil setelah bertahun-tahun melakukan pemantauan dan pengumpulan informasi intelijen.
Meskipun rencana awal telah dirumuskan bertahun-tahun sebelumnya, operasi tersebut menjadi semakin mendesak bagi Israel di tengah perang multifront yang dimulai pada Oktober 2023, yang melibatkan Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan milisi lain yang didukung Iran.
IDF merilis sebuah video tentang apa yang mereka gambarkan sebagai penyerbuan ke Suriah tersebut.
Unit elite Shaldag, yang dikenal dengan operasi penetrasi jarak jauh, dan Unit 669, yang mengkhususkan diri dalam pencarian dan penyelamatan tempur, dipilih untuk misi tersebut.
Pelatihan intensif selama lebih dari dua bulan mencakup simulasi dan skenario cadangan untuk mengurangi risiko selama operasi berisiko tinggi tersebut.
Tanggal misi dipilih karena kondisi cuaca yang mendukung. Upaya intelijen yang ekstensif memetakan tata letak fasilitas, mengidentifikasi kemampuan pertahanan udara Suriah, dan menganalisis potensi ancaman di darat.
Eksekusi Serangan
Operasi tersebut dimulai dengan 100 komando Shaldag dan 20 petugas medis Unit 669 menaiki empat helikopter angkut berat CH-53 "Yasur".
Dikawal oleh helikopter serang AH-64, 21 jet tempur, lima pesawat nirawak, dan 14 pesawat pengintai, konvoi tersebut berangkat dari Israel, terbang di atas Laut Tengah untuk menghindari deteksi radar Suriah.
Setelah mencapai wilayah udara Suriah, helikopter terbang sangat rendah untuk menghindari salah satu zona pertahanan udara terpadat di negara itu, kedua setelah Damaskus.
Untuk menutupi kedatangan pasukan komando, pesawat IAF melancarkan serangan pengalih perhatian ke target Suriah lainnya, mengalihkan perhatian dari wilayah Masyaf.
Helikopter mendarat di dekat pintu masuk fasilitas, mengerahkan pasukan sambil menjaga perimeter pertahanan. Personel Unit 669 tetap bersiaga di dalam pesawat, siap untuk mengevakuasi atau merawat korban jika perlu.
Sebuah pesawat nirawak pengintai yang diluncurkan oleh pasukan komando memantau area tersebut.