Israel belum bisa mendapatkan kemenangan besar di Gaza meski sudah lama melawan Hamas.
Kelompok Palestina itu memiliki jaringan terowongan yang membingungkan pasukan Israel.
Faktanya, Hamas mempelajari terowongan dari Hizbullah. Pejabat AS mengatakan Israel telah menyerang jaringan terowongan Hizbullah, tetapi hanya membuahkan hasil minim.
Mayjen Yaacov Ayish, eks komandan operasi IDF, mengakui bahwa penghancuran terowongan di Lebanon adalah proses yang rumit dan memerlukan bom berukuran besar.
Baca juga: Israel: Houthi Bakal Senasib dengan Hamas, Hizbullah, dan Assad Jika Terus Serang Tel Aviv
Sementara itu, narasumber yang dekat dengan Hizbullah pernah mengakui bahwa kematian Nasrallah memang pukulan besar bagi Hizbullah. Namun, Hizbullah masih punya kemampuan untuk memulihkan diri.
Dia mengatakan salah satu kekuatan atau kelebihan Hizbullah ialah strukturnya yang terdesentralisasi, tak hanya terhubung dengan satu pemimpin.
“Hierarki Hizbullah masih eksis, lembaganya masih ada, dan berbagai pemimpin di beragam wilayah di Lebanon masih ada. Karena itu, Hizbullah bisa memulihkan diri,” katanya pada bulan September 2024.
“Tahapan selanjutnya bagi Hizbullah adalah membangun kembali dan mereorganisasi kelompok itu dengan generasi kedua dan ketiga dari anggota yang tidak dibunuh oleh Israel.”
Adapun saat ini Hizbullah dan Israel sedang memberlakukan gencatan senjata senjata selama 60 hari.
Hamas bangkit
Target utama Israel di Gaza, yakni Hamas, dilaporkan bangkit lagi. The Jerusalem Post dan Channel 12 menyampaikan bahwa Hamas merekrut personel baru.
Channel 12 menyebut Hamas dan kelompok Jihad Islam disebut memiliki 20.000 hingga 23.000 pejuang, sedangkat The Jerusalem Post mengklaim jumlah pejuang Hamas mencapai sekitar 12.000 orang.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pada awal perang jumlah pejuang Hamas mencapai 25.000 personel. IDF mengatakan ada 14.000 hingga 16.000 pejuang Hamas yang terluka.
Adapun The Jerusalem Post berujar ada lebih dari 6.000 warga Gaza yang ditahan Israel saat perang.
Sementara itu, narasumber militer Israel di Komando Selatan mengklaim Hamas telah merekrut ribuan juru tempur baru untuk sayap militernya, yakni Brigade Al-Qassam.
Baca juga: Israel Masih Hadapi Perang Multifront Tahun 2025, Front di Suriah Lenyap, tapi Hamas Bangkit