Serangan yang berhasil itu didahului dan diikuti oleh agresi mematikan yang meningkat oleh rezim dan Amerika Serikat, sekutu terbesarnya, terhadap wilayah Yaman.
Pasukan tersebut telah menanggapi dengan meningkatkan serangan mereka terhadap target-target strategis dan sensitif milik Israel dan Amerika, termasuk kapal perang dan kapal induk AS yang dikerahkan di lepas pantai Yaman.
Mereka telah bersumpah untuk meneruskan operasi mereka selama rezim tersebut melanjutkan agresinya dan pengepungan yang dilancarkannya terhadap Gaza.
Baca juga: Pukulan Telak Buat AS, Drone MQ-9 Reaper ke-14 Ditembak Jatuh Houthi di Marib: Rp 6,8 Triliun Hangus
AS dan Inggris Kembali Lancarkan Serangan udara di Yaman Utara
Pada laporan lain, media Yaman melaporkan serangan udara baru oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris di negara Arab tersebut.
Saluran TV Al Masirah Yaman mengatakan pada Minggu (5/1/2025) pagi bahwa serangan udara terbaru menargetkan provinsi utara Sa'ada.
Dikatakan bahwa jet tempur AS dan Inggris mengebom provinsi tersebut tiga kali, tanpa memberikan rincian tentang kemungkinan korban atau kerusakan.
Kedua negara Barat tersebut telah mengebom berbagai wilayah di Yaman, terutama kota pelabuhan utama di bagian barat, Hodeidah, sejak pertengahan Januari 2024.
AS mengklaim bahwa serangan udara tersebut bertujuan untuk melindungi pelayaran internasional pasca operasi Yaman terhadap kapal-kapal yang menuju Israel.
Yaman memulai operasi tersebut pada 19 November 2024, dalam upaya untuk menekan rezim Israel agar mengakhiri perangnya di Gaza.
Yaman telah berjanji akan melanjutkan operasi pro-Gaza meskipun ada agresi udara AS-Inggris yang menurut Sana'a ditujukan untuk mendukung rezim Israel.