Israel beruntung karena RUU itu tidak disahkan. Meski demikian, sepertiga senator Partai Demokrat telah mendukung RUU itu. Oleh karena itu, Israel khawatir kelak akan ada RUU serupa.
Media itu kemudian mengapresiasi dua kontrak senilai 1 miliar shekel dengan Elbit Systems, perusahaan produksi senjata Israel.
Salah satu kontrak akan menyediakan ribuan bom berat untuk IDF. Kontrak lainnya akan memungkinkan pembangunan fasilitas untuk memproduksi material yang penting untuk pembuatan bom pada roket dan rudal.
“Kami meyakini segala yang meningkatkan kemandirian dalam hal persenjataan harus dipuji,” kata The Jerusalem Post.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Eyal Zamir menyebut kedua kontrak itu akan memastikan adanya kemampuan untuk memproduksi bom dan amunisi segala jenis.
“[Tujuannya] mencapai kemandirian penuh dalam kedua bidang itu,” kata Zamir.
“Ini pelajaran penting dari perang yang akan memungkinkan IDF melanjutkan operasinya dengan kuat di semua medan tempur.”
The Jerusalem Post mengklaim perang di Gaza telah memicu sorotan terhadap ketergantungan Israel pada persenjataan yang berasal dari luar negeri, terutama AS.
(Tribunnews.com/Febri)