Dr Bambang menjelaskan, bagi akseptor yang ingin melakukan metode lainnya seperti suntik KB, tentunya mereka harus mendatangi faskes seperti rumah sakit.
Namun saat ini banyak rumah sakit yang turut membantu menangani pasien Covid-19 karena semakin terbatasnya tempat perawatan pasien virus tersebut, hal inilah yang membuat kaum perempuan khawatir.
"Kalau suntik (KB) itu kan kekurangannya adalah harus dilakukan oleh tenaga medis ya, dalam hal ini bisa bidan, bisa dokter. Jadi mau nggak mau pasien harus datang ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit, jadi seperti itu kalau suntik," tutur Bambang.
Bambang pun kembali menekankan memilih metode kontrasepsi pil KB dianggap sebagai alternatif terbaik bagi akseptor di masa pandemi ini.
Cukup diam saja di rumah dan mengkonsumsi pil KB secara rutin setiap harinya sesuai dengan apa yang telah dianjurkan.
"Ya sekarang tidak menutup kemungkinan kan semua rumah sakit mau nggak mau harus siap menerima pasien Covid ya. Jadi sekarang ya bisa dikatakan tidak bisa memilah-milah rumah sakit mana yang tidak merawat Covid sih memang," kata Bambang.
Namun bagi perempuan yang telah hamil di masa pandemi, menurutnya tidak perlu khawatir.
Karena mereka tetap bisa melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Khusus untuk perempuan yang mengalami kehamilan saat pandemi, ia meminta pihak keluarga maupun suami untuk terus mendukung melalui penerapan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan.
"Namun bagi ibu yang sudah hamil di masa pandemi, jangan khawatir, jangan malah takut periksa ke rumah sakit, jangan takut periksa ke dokter ya. Jadi tetap terapkan protokol kesehatan yang baik dan benar, tentu saja dengan dukungan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya ya, itu saya yakin sih akan aman," tegas Bambang.
Perlu diketahui, pandemi Covid-19 yang berlangsung di Indonesia sejak Maret 2020 telah mendorong penurunan angka pada perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi.
Pada periode tersebut, data yang dimiliki Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat ada lebih dari 420 ribu kehamilan yang tidak direncanakan akibat penurunan penggunaan tersebut.
Karena itu, pemerintah melalui BKKBN mengimbau agar masyarakat disiplin dalam mengikuti program KB serta menggunakan kontrasepsi demi memperoleh kehamilan yang direncanakan.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Eni Gustina mengatakan bahwa selama masa pandemi ini, program KB terancam gagal karena terbatasnya akses masyarakat ke faskes.
Menurut Eni, berbagai pertimbangan membuat pasangan usia subur memutuskan untuk tidak mendatangi faskes untuk memperoleh pelayanan KB.
Satu diantaranya karena takut tertular Covid-19 lantaran saat ini banyak rumah sakit yang turut menangani pasien yang terinfeksi virus tersebut.
"Pasangan usia subur menunda mendatangi faskes untuk mendapatkan pelayanan KB karena kekhawatiran akan tertular, hingga fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kontrasepsi tutup karena provider pelayanan KB belum sepenuhnya memiliki sarana yang diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19," kata Eni, dalam konferensi pers virtual 'Hari Kontrasepsi Sedunia #2020 #SadarBerkontrasepsi Di Tengah Pandemi yang digelar DKT Indonesia, Kamis (24/9/2020) lalu.
Saat ini ada banyak jenis pil KB yang beredar di pasaran.
Sebagian besar diantaranya memiliki proses kerja melalui pelepasan hormon yang membuat ovarium melepaskan telur.
Selain itu juga menebalkan dinding rahim dan membantu menghalangi sperma agar tidak sampai ke sel telur.
Sebagai merek terdepan alat kontrasepsi yang telah digunakan oleh jutaan perempuan di Indonesia selama lebih dari 20 tahun, Andalan Kontrasepsi tentunya memiliki beberapa jenis Pil KB yang bisa menjadi pilihan bagi para perempuan Indonesia yang sedang mengikuti program KB.
Produk pertama adalah Pil KB Andalan FE yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Pil ini cocok bagi perempuan yang memiliki riwayat penyakit anemia, karena terdapat kandungan zat besi atau FE dalam pil placebonya.
Selanjutnya ada pula Pil KB Andalan Laktasi yang mengandung hormon tunggal progesteron.
Pil ini khusus diperuntukkan bagi ibu menyusui, karena tidak hanya bisa mencegah kehamilan, namun juga tidak akan mengganggu produktivitas Air Susu Ibu (ASI).
Kemudian Pil KB Elzsa yang mengandung hormon cyproterone acetate dan ethinilestradiol.
Pil ini cocok digunakan untuk perempuan yang sangat memperhatikan penampilan fisik.
Karena memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan kulit, mengurangi jerawat dan flek, pil ini juga tidak memivu peningkatan berat badan, serta menjaga agar siklus menstruasi berlangsung secara teratur.
Lalu Andalan Postpil yang memiliki fungsi sebagai back up plan dalam perencanaan keluarga.
pil ini bisa dikonsumsi jika akseptor lupa memakai kontrasepsi, lupa suntik KB atau lupa meminum Pil KB.
Postpil dapat memberikan perlindungan dan mencegah kehamilan setelah berhubungan tanpa alat kontrasepsi, jika dikonsumsi paling lambat 5 hari atau 120 jam setelah berhubungan intim.
Berikutnya, ada Pil KB Andalan yang paling populer dan diminati jutaan perempuan di Indonesia.
Pil KB satu ini mengandung hormon kombinasi ethinylestradiol (hormon estrogen) dan levonorgestrel (hormon progestin) yang sangat bermanfaat bagi kaum perempuan.
Perlu diketahui, pil KB menjadi salah satu metode perencanaan keluarga yang dipilih oleh banyak perempuan setelah KB Suntik.
Rony pun kembali menyampaikan sederet keunggulan dan manfaat pil KB Andalan.
Pil KB ini dianggap efektif menunda kehamilan jika diminum secara teratur setiap harinya, tentunya pada jam yang sama.
Tingkat kegagalannya pun sangat rendah yakni kurang dari 1 persen.
Bagi perempuan yang sedang mengikuti program KB namun kerap menghadapi rasa sakit akibat menstruasi, mengkonsumsi Pil KB ini juga dapat mengurangi rasa sakit itu.
Beberapa dokter bahkan meresepkan Pil KB untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis.
Pil KB ini juga dianggap mampu mengurangi jerawat, tidak menimbulkan flek pada wajah, serta mengurangi risiko kanker ovarium, karena dapat menyeimbangkan hormon.
Penggunaan Pil KB kombinasi yang memiliki kandungan hormon dan progesteron dapat mengurangi risiko kanker ovarium mencapai 21 persen.
Hal ini berdasar pada sebuah riset terbaru yang dilakukan melalui kroscek data kesehatan terhadap 1,9 juta perempuan yang memiliki rentang usia mulai dari 19 hingga 49 tahun.
Pil KB juga dapat mengembalikan kesuburan secara cepat, ini tentunya jika para perempuan berhenti mengkonsumsinya karena ingin hamil.
Kandungan hormonal yang dimiliki Pil KB yang beredar di pasaran saat ini juga berada pada tingkat rendah, sehingga tidak akan mengganggu kesehatan perempuan.
Jutaan perempuan di Indonesia pun telah memilih Pil KB Andalan untuk merencanakan keluarga dan menjadi top of mind pada kategori produk Pil KB di Indonesia.