TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Indonesia memiliki jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa.
Jumlah tersebut tidaklah sedikit, sayangnya, dengan jumlah populasi sebanyak itu, Indonesia hanya memiliki 3000 psikiater dan psikolog.
Terlebih dari itu, data menunjukkan kalau satu dari 10 orang Indonesia mengalami permasalahan mental.
Serta hanya 10 persen dari orang tersebut mendapatkan bantuan secara profesional.
Baca juga: Berikut Tanda-tanda Orang Memiliki Mental yang Sehat
Kesehatan jiwa merupakan problem di Indonesia, dengan tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi.
Namun dikarenakan stigma dan literasi kesehatan mental yang rendah, guru, orang tua, tokoh agama memiliki kendala dalam menanganinya.
Karenanya, dr Sandersan (Sandy) Onie, peneliti kesehatan mental dan pendiri Emotional Health for All, hari ini meluncurkan buku berjudul ‘Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia’ yang diterbitkan oleh KOMPAS Gramedia.
Buku pegangan ini berisi pedoman singkat mengenai depresi, kecemasan, maupun beberapa kondisi stres kronis dan cerita dari mereka yang pernah mengalaminya.
Dengan pertimbangan kondisi tersebut, buku ini dirancang dengan konteks khusus Indonesia.
Buku ini berkaitan erat dengan masyarakat, kondisi, dan budaya setempat.
"Dalam penelitian saya Indonesia sangat erat budaya kekeluargaan dan komunitasnya. Cuma, karena mungkin tidak tahu caranya, bukan membantu malah apa yang dikatakan bisa membuat makin buruk," ungkapnya pada peluncuran ‘Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia, Sabtu (6/11/2021).
Buku ini memiliki empat bagian. Pertama pendahuluan atau pengenalan.
Di sana ada perihal perjuangan Sandy melawan depresi.
Kemudian ada pengenalan secara singkat soal gangguan kesehatan mental.