Jika seseorang kebanyakan analitis dan metodis dalam pemikirannya, maka teori mengatakan orang tersebut berotak kiri.
Jika seseorang cenderung lebih kreatif atau artistik, ia berotak kanan.
Teori ini didasarkan pada fakta bahwa kedua belahan otak berfungsi secara berbeda.
Ini pertama kali terungkap pada 1960-an, berkat penelitian psikobiologis dan pemenang Hadiah Nobel Roger W. Sperry.
Otak kiri lebih verbal, analitis, dan teratur daripada otak kanan.
Menurut penelitian Sperry, otak kiri membantu manusia dengan:
- logika;
- pengurutan;
- berpikir linier;
- matematika;
- fakta;
- berpikir dengan kata-kata.
Otak kanan lebih visual dan intuitif.
Orang terkadang menyebutnya sebagai otak analog karena memiliki cara berpikir yang lebih kreatif dan kurang terorganisir.
Penelitian Sperry menunjukkan, otak kanan membantu orang dengan:
- imajinasi;
- pemikiran holistik;
- intuisi;
- seni;
- irama;
- isyarat nonverbal;
- visualisasi perasaan;
- melamun.
Meski demikian, teori tersebut pernah diuji oleh sebuah tim ahli saraf pada 2013.
Pencitraan resonansi magnetik dari seribu orang mengungkapkan otak manusia tidak benar-benar menyukai satu sisi di atas yang lain.
Jaringan di satu sisi umumnya tidak lebih kuat dari jaringan di sisi lain.