Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Jerman sejauh ini telah bergabung dengan negara lainnya yang melaporkan kasus cacar monyet (Monkeypox), negara ini mencatat lebih dari 100 kasus infeksi.
Sementara itu, terkait laporan temuan kasus ini, lembaga penasihat vaksin independen negara itu yakni Komite Tetap Vaksinasi Jerman (STIKO) merekomendasikan pemberian suntikan vaksin untuk orang yang terpapar virus tersebut.
STIKO mengatakan pada Kamis kemarin bahwa orang yang berusia di atas 18 tahun namun telah terpapar atau berada pada peningkatan risiko infeksi Monkeypox harus diinokulasi.
Baca juga: Beberapa Pria yang Terkena Monkeypox Juga Menderita HIV
Dikutip dari laman Deutsch Welle, Jumat (10/6/2022), lembaga tersebut merekomendasikan vaksin cacar Imvanex yang diproduksi Bavarian Nordic.
Namun karena persediaannya terbatas, maka vaksin ini harus diberikan terlebih dahulu kepada orang-orang yang terpapar virus itu dalam waktu 14 hari terakhir.
Perlu diketahui, Monkeypox merupakan penyakit langka yang termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan cacar.
Namun dalam sebulan terakhir, hampir 20 negara di seluruh dunia telah melaporkan wabah virus tersebut.
Padahal di negara-negara itu, Monkeypox tidak menjadi endemik.
Dosisnya tergantung pada status vaksinasi
Rancangan rekomendasi panel STIKO harus melalui prosedur umpan balik dengan 16 negara bagian Jerman serta para ahli sebelum berubah menjadi keputusan final.
Rekomendasinya tidak mengikat secara hukum, namun umumnya diikuti oleh otoritas kesehatan Jerman.
Lembaga tersebut mengatakan bahwa mereka yang harus divaksinasi termasuk diantaranya orang dewasa yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dan orang-orang yang dianggap berisiko tinggi.
Baca juga: Ibu Hamil yang Terinfeksi Monkeypox Disarankan untuk Operasi Caesar
Kategori berisiko tinggi ini tidak hanya pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis saja, namun juga staf di laboratorium spesialis yang bekerja meneliti sampel menular yang mengandung Monkeypox.